Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Apakah Saya Mengidap Body Dysmorphic Disorder?

Kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.

Apakah Saya Mengidap Body Dysmorphic Disorder?

Memiliki bentuk tubuh sempurna serta wajah yang cantik tentu dambaan setiap wanita. Namun apakah hal itu benar adanya di dunia nyata? Sadar atau tidak sadar, dalam lingkup pertemanan Anda, pasti ada satu atau dua orang teman yang kerap kali mengeluhkan beberapa bagian dari bentuk tubuhnya yang tidak sempurna. Entah lengannya yang mengendur, bagian perut yang tak kunjung langsing, atau lekuk pinggang mereka yang tidak ideal. Jika setelah membaca pertanyaan-pertanyaan di atas Anda teringat oleh sosok teman yang sering melayangkan pertanyaan serupa, mungkin teman Anda, atau bahkan Anda sendiri sedang mengidap body dysmorphic disorder. 


Apa itu body dysmorphic disorder?

Body dysmorphic disorder (BDD) atau yang dikenal juga dengan nama gangguan dismorfik tubuh adalah adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang menghabiskan banyak waktu untuk mengkhawatirkan penampilan mereka. 

Gangguan dismorfik sendiri dapat terjadi kepada semua orang dari segala rentang usia dan jenis kelamin, namun dari banyak kasus yang dijumpai, gangguan dismorfik paling sering terjadi kepada orang-orang dengan rentang usia 15-30 tahun atau bisa juga dikatakan paling sering terjadi kepada remaja dan dewasa muda. 

Tak jarang, penderita gangguan dismorfik akhirnya sering merasa malu, rendah diri, dan cenderung menghindari interaksi sosial. Bahkan pada kasus yang cukup berat, orang-orang pengidap penyakit ini tak ragu memutuskan untuk menjalani operasi plastik guna “mencoba untuk menyempurnakan” penampilan mereka sesuai dengan standar pribadi.


Apa saja gejalanya?

Anda bisa jadi adalah salah seorang penderita BDD apabila Anda:

- Sangat khawatir dengan area-area tertentu dari tubuh Anda, terutama pada bagian wajah.

- Menghabiskan banyak waktu untuk membandingkan penampilan Anda dengan orang lain.

- Sering menatap diri Anda di cermin dalam jangka waktu yang lama atau dalam beberapa kasus, Anda justru sama sekali menghindari cermin karena tidak ingin melihat pantulan wajah serta tubuh. 

- Berusaha keras untuk menyembunyikan kekurangan misalnya dengan menghabiskan waktu yang lama untuk berdandan (menyisir rambut, merias wajah, atau melakukan perawatan tubuh untuk membuatnya terlihat "sempurna")

- Merasa tidak percaya diri dan cenderung malas untuk bertemu dan bersosialisasi dengan orang luar, atau merasa cemas saat berada di dekat orang lain.

- Sering berkonsultasi dengan spesialis medis, seperti ahli bedah plastik atau dokter kulit, untuk menemukan cara memperbaiki penampilannya.


Dalam tingkat yang sudah kronis, BDD dapat sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda, termasuk pekerjaan, kehidupan sosial, dan hingga jalinan hubungan.


Penyebab BDD 

Sampai saat ini, para ahli belum dapat mengungkapkan penyebab pasti seseorang dapat mengidap BDD. Namun dari riset yang dilakukan selama bertahun-tahun, BDD mungkin terjadi akibat dari: 

- Faktor genetik (Anda sangat mungkin menderita BDD jika ada anggota keluarga atau kerabat yang juga mengidap BDD, gangguan obsesif kompulsif (OCD) atau depresi).

- Ketidakseimbangan kandungan kimiawi di otak.

- Adanya pengalaman traumatis di masa lalu (seperti pernah diejek, diintimidasi, atau dilecehkan ketika masih kecil)

- Memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.


Cara Mengatasi BDD

Jika Anda, kerabat atau orang yang Anda kenal terlihat sedang berjuang melawan BDD, Anda mungkin perlu mendorong mereka untuk segera meminta pertolongan profesional. BDD dapat ditangani dengan beberapa cara, antara lain:

- Psikoterapi

Ini adalah jenis konseling individu yang berfokus pada perubahan cara berpikir dan perilaku dari seseorang yang menderita gangguan dismorfik. Tujuannya sendiri adalah untuk mengubah cara pandangan mereka terhadap bagian-bagian tubuh yang dianggap cacat atau tidak sempurna dan meminimalkan perilaku kompulsif.

- Menjalani terapi kelompok bersama atau yang melibatkan salah seorang anggota keluarga

Dukungan keluarga sangat penting untuk orang yang sedang berjuang melawan penyakit mental ini. Sebelum menolong orang yang sedang menderita BDD, anggota keluarga juga harus memahami apa itu gangguan dismorfik dan belajar mengenali tanda dan gejalanya.


Seperti apa yang dikatakan oleh Steve Maraboli dalam bukunya yang berjudul Unapologetically You: Reflections on Life and the Human Experience, “There is nothing more rare, nor more beautiful, than a woman being unapologetically herself; comfortable in her perfect imperfection. To me, that is the true essence of beauty.” Maka Anda pun sejatinya harus menanamkan pola pikir bahwa Anda adalah pribadi yang cantik dan sempurna entah dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. 


(Foto: Roman Iegoshyn©123rf.com)