Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

4 Alasan untuk Mencoba Slow Traveling

Resapi makna berlibur secara perlahan tapi lebih memuaskan dengan prinsip slow traveling.

4 Alasan untuk Mencoba Slow Traveling

Menurut sebuah situs Slow Travel, slow traveling atau liburan secara perlahan merupakan pengalaman berlibur yang menetap di sebuah lokasi atau destinasi lebih lama dan melihat hal-hal yang lebih dekat dengan Anda. Ini adalah cara berlibur yang mudah, lebih sederhana, dan lebih perlahan.

Bazaar memaparkan beberapa poin penting yang dapat memotivasi Anda untuk mencobanya!

1. Keunikan Pengalaman
Fenomena travel saat ini seolah menuntut orang-orang untuk melakukan city hopping dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Akan tetapi sempitnya waktu kerap tak memungkinkan lagi untuk mencoret bucket list dari daftar Anda seperti contohnya berburu monster legendaris Nessie di Skotlandia atau mengarungi kanal dengan gondola khas Venesia saat malam.

Namun dengan slow traveling, Anda otomatis memiliki lebih banyak waktu untuk mencoba hal-hal yang belum pernah Anda jajal sebelumnya. How’s that for your Instagram feed?

2. Ekonomis
Ketika Anda melancong ke East Coast di Amerika, misalnya, dan memutuskan untuk mengunjungi Boston, Baltimore, New York, New Jersey, dan Washington DC hanya dalam dua minggu berturut-turut, Anda mungkin akan lebih banyak mengeluarkan uang untuk karcis perjalanan daripada menikmati wisata itu sendiri.

Lain lagi jika Anda menelusuri salah satu kota saja selama periode tersebut. Selain hemat dalam pengeluaran tiket, sistem biaya sewa apartemen seperti contohnya Airbnb kerap memberikan potongan harga jika Anda berencana tinggal lebih lama.

3. Lebih Ramah Lingkungan
Berpelesir dengan gaya slow traveling berarti Anda tak lagi harus berkejaran dengan waktu dan lebih banyak bergantung pada sistem transportasi yang eco-friendly. 

Seperti contohnya memilih untuk menumpang kereta atau bus lintas negara dari Jerman ke Denmark dan juga mengutamakan bersepeda maupun berjalan kaki daripada taksi sesampainya di Copenhagen.

4. Memupuk Kedekatan dan Kecerdasan
Last but not least, dan yang paling sering terlupa, adalah bagaimana slow traveling dapat membuat Anda tak hanya merasakan keterikatan fisik maupun emosional terhadap sebuah tempat namun juga sanggup memahami latar belakang dan setiap seluk-beluknya secara mendalam.

Mulai dari sejarah, tata kota, kuliner, dan masih banyak lagi.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera aplikasikan gaya berpelesir ala slow traveling.

 

(Foto: Khamidulin Sergey/ShutterStock/Click Photos)