Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Cara Berdebat yang Sehat dengan Pasangan

Perbedaan pendapat antara Anda dan si dia mungkin tak bisa dihindari, namun dapat senantiasa dilakukan dengan kepala dingin.

Cara Berdebat yang Sehat dengan Pasangan

Tak ada dua orang yang 100 persen sama, meski mereka kembar sekalipun. Oleh karenanya, setiap hubungan antara manusia pasti pernah diwarnai dengan cekcok baik karena hal sepele maupun disebabkan oleh sesuatu yang sifatnya prinsip.

Ada kalanya momen pertengkaran tersebut menggelapkan mata, sehingga Anda atau pasangan lupa bahwa berselisih paham pun dapat terwujud secara baik-baik. Bagaimana siasatnya? Baca artikel Bazaar berikut!

1. Jangan mengungkit masa lalu

Hindari menyeret persoalan yang sudah-sudah, apalagi bila hal tersebut tidak ada hubungannya dengan topik kali ini. Pecahkan masalah Anda satu demi satu untuk dapat hidup tenteram.

2. Pelajari seni mengkritik

Alih-alih menghakimi dengan kalimat: “Saya merasa kamu mulai kecanduan video game!”, Anda sebetulnya dapat memakai teguran yang lebih membangun seperti: “Saya akan sangat menghargai kalau kamu mau meluangkan waktu untuk menonton televisi saja dengan saya.” 

3. Fokus pada solusi

Karena sebenarnya tujuan utama Anda berdua sejak awal adalah mencari titik temu dan bukan untuk menyalahkan satu sama lain.

4. Pikir dulu jawaban Anda

Terdengar sepele, namun nyatanya sangat sulit untuk dipraktikkan saat Anda sedang emosi. Triknya, tunda dulu respon Anda setidaknya selama 10 menit untuk mendengar lawan bicara selesai mengutarakan maksudnya sekaligus memikirkan tanggapan Anda secara masak-masak.

Jikalau perlu, ulangi dulu kata-kata yang ingin disampaikan dalam benak hingga Anda sepenuhnya yakin. 

5. Tunda hingga keesokan harinya

Studi membuktikan bahwa kurangnya tidur membuat seseorang lebih sukar untuk meluruskan sebuah konflik. Jadi, jangan memaksakan untuk menunda istirahat saat malamnya apabila Anda merasa sudah cukup lama berbantahan pada hari itu.

Tidak apa-apa terlelap dengan perasaan sedikit kesal daripada Anda berdua mengambil keputusan yang akan disesali di kemudian hari. Ingatlah bahwa jika Anda masih berbicara dengan intonasi yang meninggi, tinggalkan sejenak diskusi tersebut.


(Foto: Master1305/Shutterstock/Click Photos)