Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

10 Hal yang Tidak Boleh Anda Lakukan di Pameran Seni

Sebelum mengunjungi pameran seni atau museum, kenali dulu beberapa etika berikut agar tidak salah bertingkah laku.

10 Hal yang Tidak Boleh Anda Lakukan di Pameran Seni

Mengunjungi museum atau pameran seni belakangan menjadi hal wajib yang dilakukan oleh para penikmat media sosial. Selain untuk memperbanyak stok foto di Instagram, bagusnya tren ini juga menambah jumlah pencinta seni dan kolektor berusia muda di dunia.

Namun, saat semakin terbawa dalam suasana pameran, pernahkah Anda mendapat teguran berupa tepuk tangan, siul, atau jentikan jari dari petugas yang berkeliling? Atau lebih parahnya ditegur melalui audio yang tersiar ke seluruh penjuru museum? Itu artinya Anda perlu membaca artikel ini agar tidak ada aturan non-tertulis yang tidak Anda ketahui.

Selain peraturan umum yang biasanya terpampang di dinding museum seperti dilarang menyalakan flash kamera, menyentuh karya, dan makan atau minum, ternyata masih ada 10 aturan tak tertulis lainnya yang harus Anda perhatikan demi menjadi museumgoers sejati. Mari kita bahas satu per satu!




Jangan melakukan hal-hal di bawah ini:

1. Membawa tas berukuran besar

Terkadang saat membawa tas, kita tidak sadar akan ukuran tas yang kita gunakan dan mungkin tidak sengaja menyenggol karya. Sebagian besar museum dan pameran kini sudah melarang pengunjung dengan tas berukuran terlalu besar.

Jika memang Anda sedang traveling dan perlu membawa tas Anda, biasanya museum menyediakan loker yang bisa digunakan. Namun jika tidak, jangan tersinggung bila kedatangan Anda ditolak pihak pameran. Bayangkan saja jika tas ini mungkin bisa menggores karya dari seniman melegenda seperti Affandi atau menjatuhkan artefak sejarah, teralu beresiko kan?


2. Berbicara atau tertawa kencang

Sebagian besar orang datang ke museum untuk menikmati momen mengagumi karya. Suara Anda dan teman-teman mungkin bisa merusak pengalaman yang mereka cari. Untuk yang ingin membawa anak, sebaiknya pastikan dia akan ikut menikmati waktunya di museum sehingga tidak menangis atau berlarian di area pameran.

Selain mengganggu pengunjung lain, anak Anda juga bisa saja tidak sengaja menyenggol karya hingga rusak. Apa jadinya jika niat melepas penat berujung ganti rugi akan rusaknya karya seni?




3. Melewatkan teks penjelasan karya

Do not skip the text! Saran inilah yang banyak diberikan oleh kurator ternama. Saat ingin posting karya ke media sosial, jangan lupa juga cantumkan nama seniman dan judulnya sebagai bentuk apresiasi. Selain itu, teks ini juga menarik karena Anda bisa menemukan alasan utama di balik terciptanya sebuah karya. Jika memang antrian di depan karya terlalu penuh, Anda bisa menggunakan fasilitas audio tour yang bisa diunduh melalui ponsel.


4. Bersandar pada tembok atau tempat menaruh karya

Dinding dan sekat kosong mungkin banyak ditemui pada museum dan pameran, tapi bukan tempat untuk Anda bersantai. Terlebih jika dinding atau pilar yang Anda gunakan bersandar adalah tempat menaruh karya. Jika memang sudah tak ada tenaga untuk berdiri, temukan kursi di area pameran untuk Anda melepas lelah.




5. Terburu-buru

Kadang, ada museum yang sangat besar dan tidak mungkin selesai dieksplorasi dalam waktu sehari hingga Anda ingin bergerak buru-buru agar dapat melihat semua hal yang dipamerkan. You can always go back, jangan memaksakan diri jika memang tidak mungkin. Selain terlihat tidak menghormati karya, Anda juga mungkin melewatkan hal terbaik di antara pameran. Siasati dengan membaca website museum terlebih dahulu, sehingga Anda bisa memilih bagian mana saja yang ingin menjadi fokus utama kunjungan seni ini.


6. Mengedit foto di depan karya

Instagram Anda tidak memerlukan update secara real time bukan? Tunggu saat Anda sampai di lokasi phone-friendly untuk mengedit foto dengan filter dan menulis caption. Kegiatan dengan ponsel sebenarnya akan membuat Anda kehilangan ikatan dengan pameran. Sayang sekali menghabiskan waktu dan uang untuk hal yang pada akhirnya kurang berkesan di hati.




7. Mengomentari karya dengan komentar buruk

Setiap karya, yang terlihat serius atau jenaka dibuat dengan usaha besar kreatornya, jadi berusahalah untuk menghormati karya yang Anda lihat. Jangan lupa, kadang Anda tidak mengenali wajah sang seniman dan ia mungkin berdiri di depan karya buatannya agar bisa sigap menjelaskan secara langsung pada pengunjung.


8. Mengambil foto terlalu lama

Ini dia yang sering terjadi belakangan ini. Mengambil foto terlalu lama hingga membuat orang yang hanya ingin menikmati karya harus menunggu. Ingat, tidak semua orang datang ke museum untuk berfoto. Jadi Anda harus menghormati keberadaan pengunjung seperti ini.




9. Block the art

Kadang kita tidak sadar saat berdiri terlalu dekat dan menutupi karya seni. Pandanglah karya dari jarak yang wajar, sehingga pengunjung lain masih memiliki ruang untuk bergabung menikmati seni dengan Anda.


10. Menggunakan selfie stick

Menggunakan tongsis atau selfie stick bisa mengganggu kenyamanan pengunjung lain. Apalagi jika Anda berada di dalam pameran dengan ruangan tidak terlalu besar. Kegiatan ini juga beresiko, karena saat tidak Anda gunakan, bisa saja selfie stick menyenggol benda di sekitar yang sangat berharga. Di samping itu, rasanya kurang etis berfoto ramai-ramai di dalam museum karena berpotensi membuat kegaduhan yang mengganggu pengunjung lain.




Semoga ilmu baru ini bermanfaat! Jangan lupa mengingatnya saat Anda mengunjungi pameran Art Jakarta 2018 tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang di grand ballroom The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place.

Selamat berbaur dalam seni! 


(Foto: irstone©123RF.com, Ufuk Uyanik©123RF.com, gkrm©123RF.com, Karel Miragaya©123RF.com, Igor Akimov©123RF.com, kantver©123RF.com, anyaberkut©123RF.com)