Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Pameran Pertama Christian Louboutin di Paris

Pameran karya Christian Louboutin pertama kalinya diselenggarakan di Paris dengan ratusan koleksi sepatu unik selama 30 tahun kariernya.

Pameran Pertama Christian Louboutin di Paris
Foto: Courtesy of Jean-Vincent Simonet)

Dari mana Christian Louboutin mendapat inspirasi sepatu stiletto Pigalle yang ikonis itu? Keinginan tahuan saya bisa terjawab ketika memasuki pameran berjudul L’exhibisioniste yang dedikasikan untuk desainer sepatu yang flamboyan ini. Pameran yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di Paris mengambil tempat di Museum Palais de la Porte Dorée yang terletak disebelah timur kota Paris dalam sebuah bangunan yang bergaya art deco.

Kita diajak untuk menjajaki 30 tahun perjalanan sang desainer sepatu Parisien ke dalam dunianya yang kaya dengan warna dan motif. Pameran yang terinterupsi karena adanya pandemi, dibuka kembali dengan masa yang lebih panjang hingga Januari 2021 dan tentunya mengikuti protokol kesehatan bagi para pengunjung.

Pameran ini bukan hanya menggelar retrospeksi karya tapi juga mengungkap proses kreatif dan sumber inspirasi seorang desainer dalam sebuah scenographie yang spektakuler. Berbagai ratusan sepatu diambil dari koleksi pribadi atau dari publik yang banyak di antaranya dipamerkan untuk pertama kalinya. Tanpa melupakan segi artisitik dengan berkolaborasi bersama para artisan seperti pembuatan dekorasi stained glass dari Maison du Vitrail, dekorasi teater berupa kolon-kolon tinggi dari ukiran kayu buatan pengrajin dari Bhoutan dan beberapa proyek dengan para seniman dunia seperti Bianca Li, Lisa Reihana, seorang videast dari Selandia Baru atau sutradara legendaris David Lynch.




Pameran yang cukup personal terutama dengan pemilihan lokasi museum Palais de la Porte Dorée, yang mempunyai koleksi seni Afrika dan Oceanie dan dilengkapi dengan akuarium tropikal. Museum ini merupakan sebuah tempat yang sering dikunjungi Christian Louboutin di masa kecilnya. Dia tinggal tidak berjauhan dengan museum ini. Ketertarikannya dengan arsitektur dan ornamen-ornamen di gedung ini kemudian menjadi dasar ketertarikannya dalam dunia seni.




Dimulai dari sebuah papan nama sederhana, di mana tergambar sebuah sepatu berhak tingi runcing dengan tanda silang merah terpancang di pintu masuk museum ini di tahun 1970-an. Papan nama yang memperingatkan agar para pengunjung tidak diperkenankan memakai sepatu runcing karena dapat merusak lantai mosaiknya. Di kala itu, gambar sederhana ini begitu menarik perhatian Louboutin kecil dan dia memulai menggambar sepatu berhak runcing, yang dikemudian hari menjadi sebuah sepatu bernama Pigalle, sepatu stiletto yang didambakan banyak wanita.

Kenangan masa kecil yang begitu melekat dengan akuarium tropikal yang menjadi bagian museum ini, tercurah juga di karya pertamanya di tahun 1987 yaitu sebuah sepatu dengan siluet dan motif yang unik yang bernama Maquereau atau Mackerel shoes, sebuah sepatu yang terbuat dari sisik ikan dihiasi dengan buntut ikan hareng.




"L’exhibition(niste) sebuah judul pameran yang saya pilih dengan cepat. Sebuah permainan kata antara kata exhibition dalam bahasa Inggris dan juga sebuah arti lain di mana kita membuka diri sendiri untuk orang lain. Makna yang cukup kuat karena dengan memperlihatkan kerja saya sekaligus saya membuka diri secara lebih intim." Penjelasan dari Christian Louboutin untuk press memberi nilai lebih untuk pameran ini. Berbagai foto masa kecil Christian Louboutin hingga remaja memperlihatkan kedekatannya dengan kehidupan Paris yang bergelora. Follies Bergères yaitu sebuah kabaret teater menjadi awal kerjanya di masa remaja , berlanjut ke brand Charles Jourdan yang saat itu membuat sepatu untuk rumah mode Christian Dior. Dan kemudian menjadi asisten untuk Roger Vivier, desainer sepatu yang memberi banyak memberi pengetahuan untuk teknik siluet dan know how. Di tahun 1991 merupakan tahun yang penting yaitu pembukaan butik pertamanya di Paris yang tidak berjauhan dengan museum Louvre dan kemudian berlanjut dengan membuka butik di New York dan London.




Sebagai desainer sepatu Parisien, Christian Louboutin lebih memilih penggunaan kata Soulier untuk sepatu ketimbang kata umum chaussures dalam bahasa Prancis. Dia mempunyai sederetan daftar bintang internasional yang menjadi pelanggannya seperti Rihanna, Lady Gaga, Naomi Campbell dan juga penyanyi Mika untuk sepatu pria yang koleksinya dimulai di tahun 2009.

Sebuah selebrasi untuk Christian Louboutin untuk prestasi karyanya yang menggabungkan mimpi dan puisi, dengan inspirasi dari perjalanan ke berbagai negara, sinema juga pertunjukan panggung dan pengetahuannya untuk seni dan mode.




(Foto: Courtesy of Jean-Vincent Simonet dan Christian Louboutin)