Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Pidato Kejutan Meghan Markle di Acara Wisuda Almamaternya

The Duchess of Sussex berbicara kepada almamaternya tentang kebrutalan polisi setelah menyusul pembunuhan mendiang George Floyd.

Pidato Kejutan Meghan Markle di Acara Wisuda Almamaternya

"Nyawa George Floyd penting, nyawa Breonna Taylor penting, nyawa Philando Castile penting, nyawa Tamir Rice juga penting, dan begitu juga banyak nyawa orang lain yang namanya kita kenal dan yang namanya tidak kita ketahui."

Itu adalah beberapa kata-kata kuat yang dibagikan oleh Meghan, Duchess of Sussex, yang didengar oleh kelas lulusan SMA Immaculate Heart High selama pidato upacara virtual pada Rabu malam. Itu adalah penampilan kejutan. Para wisudawan muda tidak tahu itu Meghan akan "hadir" secara virtual di upacara berdurasi dua jam tersebut.

Meghan telah lama dijadwalkan untuk berbagi ucapan selamat yang tulus dan kenangan pribadi tentang waktunya di sekolah khusus perempuan di Los Feliz, Los Angeles, tetapi seorang juru bicara mengatakan pada Bazaar.com, "Ia merasa terdorong untuk langsung berbicara kepada anak-anak muda ini tentang apa yang terjadi di negara ini terutama mengenai kasus pembunuhan George Floyd — dan juga apa yang terjadi selama bertahun-tahun, dan kepada banyak generasi orang kulit hitam Amerika lainnya."

"Selama beberapa minggu terakhir, saya telah berencana untuk mengatakan beberapa pesan kepada Anda untuk kelulusan Anda, dan seperti yang kita semua lihat selama beberapa minggu terakhir, apa yang terjadi di negara kita dan di negara bagian kita dan di kota asal kita L.A., ini benar-benar menghancurkan kita," katanya kepada para calon wisudawan. "Dan saya tidak yakin apa yang bisa saya katakan kepada Anda semua. Namun saya ingin mengatakan hal yang benar. Dan saya benar-benar akhirnya menyadari, satu-satunya hal yang salah adalah dengan tidak mengatakan apa-apa.

"Karena kehidupan George Floyd penting, kehidupan Breonna Taylor penting, kehidupan Philando Castile juga penting, dan sama halnya juga dengan nyawa Tamir Rice, dan begitu juga banyak orang lain yang namanya kita kenal maupun yang namanya tidak kita kenal. Stephon Clark. Kehidupannya penting," lanjutnya. "Hal pertama yang ingin saya katakan kepada Anda adalah bahwa saya minta maaf. Saya sangat menyesal Anda harus tumbuh di dunia di mana ini isu rasialisme masih ada."

Berbagi ingatannya sendiri tentang kerusuhan Los Angeles di tahun 1992, yang katanya juga dipicu oleh "tindakan rasialisme yang tidak masuk akal," ketika pekerja konstruksi Rodney King dipukuli dengan kejam oleh petugas LAPD, ia menambahkan, "Saya ingat aturan jam malam yang diterapkan dan bagaimana saya bergegas kembali ke rumah, dan dalam perjalanan pulang itu, saya melihat abu jatuh dari langit dan mencium dan melihat asap mengepul dari bangunan... Saya ingat melihat orang-orang di belakang sebuah van memegang senjata dan senapan. Saya ingat saya memanjat ke atas atap rumah dan melihat pohon yang selalu ada di sana, benar-benar hangus. Dan kenangan itu tidak akan hilang selamanya."

Meghan mengatakan kepada para lulusan bahwa ia tahu mereka akan menggunakan apa yang mereka pelajari di sekolah menengah untuk menjadi pemimpin di masa-masa sulit ini. "Anda akan memimpin dengan cinta, Anda akan memimpin dengan belas kasih, Anda akan menggunakan suara kalian semua," katanya. "Anda akan menggunakan suara Anda dengan cara yang lebih kuat daripada yang pernah bisa Anda lakukan, karena sebagian besar dari Anda berusia 18 tahun, atau Anda akan berusia 18 tahun, jadi Anda telah memiliki hak untuk memilih. Anda akan memiliki empati bagi mereka yang tidak melihat dunia melalui lensa yang sama seperti Anda, karena dengan beragam, bersemangat, dan berpikiran terbuka seperti yang saya tahu diajarkan di Immaculate Heart, saya tahu Anda tahu bahwa hidup orang-orang berkulit hitam adalah penting. Anda sudah dilengkapi, Anda sudah siap, dan kami membutuhkan Anda."

Bazaar.com memahami bahwa bangsawan itu bersemangat untuk menjadi bagian dari upacara kelulusan IHHS, tetapi setelah peristiwa baru-baru ini, ia tahu bahwa tidak ada cara yang yang dapat ia lakukan untuk dapat bisa berbicara dengan sekelompok wanita muda generasi penerus bangsa selain melakukan panggilan virtual dan berbicara tentang isu rasialisme yang menimpa George Floyd. Ia juga berharap kata-katanya dapat memberikan sedikit harapan atau kenyamanan bagi komunitas sekolah yang sangat ia pedulikan.

Pesannya tidak diragukan lagi akan memberikan inspirasi bagi para lulusan di Immaculate, yang menumbuhkan keunggulan akademik dan kreativitas dalam lingkungan yang memberdayakan siswa untuk menjadi wanita yang memiliki hati yang besar dan hati nurani yang benar. Ia berkata, "Salah satu guru saya, Ms. Pollia, berkata kepada saya, 'Selalu ingat untuk menempatkan kebutuhan orang lain di atas ketakutan Anda sendiri.' Itu telah melekat pada saya sepanjang hidup saya, dan saya telah merenungkannya lebih banyak di minggu-minggu terakhir ini lebih daripada sebelumnya."

Seorang sumber yang dekat dengan Pangeran Harry dan Duchess Meghan mengatakan kepada Bazaar, "Ini adalah sesuatu yang sangat pribadi bagi Meghan, terutama mengingat semua yang ia alami. Dan sebagai pasangan, tentu saja, sangat penting. Mereka berdua merasakannya, sama seperti kita semua."

Baik Meghan dan Harry diam-diam mengadakan pertemuan di belakang layar dengan orang-orang di semua tingkatan untuk memastikan bahwa mereka dididik mengenai masalah kebrutalan polisi dan gerakan Black Lives Matter.

"Harry dan Meghan telah melakukan percakapan pribadi dengan para pemimpin masyarakat dan orang-orang di setiap tingkatan, serta teman-teman dan keluarga, tentang masalah ini sejak awal acara baru-baru ini," kata sebuah sumber kepada Bazaar tentang upaya terbaru Sussex. "Dengan berbicara kepada sebanyak mungkin orang dan organisasi, telah menjadi cara bagi mereka untuk merasa terhubung dengan segala sesuatu yang terjadi dan belajar lebih banyak tentang masalah di sekitarnya."




(Penulis: Omid Scobie Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)