Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Jalinan Lungsi Pakan oleh Cita Tenun Indonesia

Perhelatan JFFF 2014 semakin istimewa dengan kehadiran Cita Tenun Indonesia.

Jalinan Lungsi Pakan oleh Cita Tenun Indonesia

Perhelatan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2014 yang ke-11 semakin istimewa dengan kehadiran Cita Tenun Indonesia (CTI) dalam peragaan busana yang berjudul Jalinan Lungsi Pakan. Peragaan koleksi mode ini menampilkan delapan karya desainer terbaik Indonesia yang merupakan wujud nyata dari upaya pelestarian kain tenun nusantara. Ragam kain tersebut diberdayakan lewat para perajin tenun dari berbagai wilayah yang dibina CTI. Sinergi antara CTI, para desainer dan mitra binaan baik dari pihak pemerintah maupun swasta, menghasilkan kain tenun yang tak hanya sarat akan sejarah dan budaya, namun juga berdaya pakai tinggi dan menjadi bagian penting dari industri mode. Jalinan anyaman benang lungsi dan pakan menciptakan lembaran cita tenun yang indah dan mengandung karya cipta sang perajin tenun. Benang lungsi adalah benang yang terletak memanjang (vertikal) pada alat tenun, sementara benang pakan adalah benang yang masuk dan keluar pada lungsi saat menenun (horizontal). Hal inilah yang mendasari pengangkatan tema Jalinan Lungsi Pakan dalam show CTI kali ini. Berikut kedelapan desainer yang berpartisipasi dalam peragaan busana CTI kali ini.

Ari Seputra mempresentasikan kain tenun Lombok dalam warna terang dan kontas. Auguste Soesastro mengeksplorasi aspek sakral kebudayaan Bali yang biasa dikenal dengan warna-warna berani. Barli Asmara menciptakan koleksi Culture Mix perpaduan dari kain tenun Garut yang diberi detail permata dan payet. Koleksi resort Didi Budiardjo terinspirasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali lewat motif tenun Widyadhari. Era Soekamto mengambil ide Urang Kanekes atau masyarakat Baduy, dari cara berpakaian dan pola hidup yang memegang teguh adat. Kain tenun Sambas diangkat Priyo Oktaviano dalam koleksi yang juga diberi sentuhan bunga-bunga di kota Paris. Busana kasual dengan material utama kain tenun Sulawesi menjadi karya utama yang dihadirkan Stephanus Hamy. Serta Chossy Latu yang menggunakan songket dari Nagari Halaban yang merupakan salah satu daerah yang dibina oleh CTI.

(Gracyamanda H. Foto: dok. Bazaar)