Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Apakah Anda Berisiko Sakit Parah Jika Mengidap Covid-19?

Tidak yakin bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang rentan terhadap COVID-19? Kami menjelaskannya kepada Anda.

Apakah Anda Berisiko Sakit Parah Jika Mengidap Covid-19?

Banyak dari kita yang merasa khawatir akan kesehatan kita masing-masing seiring bertambahnya angka kasus terkonfirmasi dan kematian akibat COVID-19 yang baru-baru ini mendominasi berita-berita harian. Ketidakpastian seputar respons setiap individu terhadap penyakit ini bisa menjadi penyebabnya dan sekarang Perdana Menteri Inggris dirawat secara intensif. Orang-orang dewasa lainnya yang terlihat sehat juga mungkin mempertanyakan bagaimana tubuh mereka bereaksi terhadap virus ini.

"Benar bahwa COVID-19 dapat menyebabkan sakit yang serius, sehingga orang-orang harus mengikuti sara agar tetap sehat dan aman," kata dokter Andrew Thornber, Chief Medical Officer di Now Patient.

Anjuran ini berarti Anda harus tinggal di rumah dan hanya keluar bila:

1. Membeli makanan, untuk urusan kesehatan, dan bekerja (jika Anda tidak bisa bekerja dari rumah)

2. Menjaga jarak setidaknya dua meter (atau enam kaki) saat berada di luar

3. Segera mencuci tangan sesampainya Anda di rumah


Penting untuk diingat bahwa bagi sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan menunjukkam gejala ringan hingga sedang. Akan tetapi, dengan mengikuti aturan social distancing dan isolasi mandiri di atas tidak hanya akan membantu melindungi Anda, namun juga mereka yang rentan.

Lalu, siapa saja orang-orang yang termasuk dalam kategori berisiko tinggi terinfeksi COVID-19?


Orang-orang berusia di atas 70 tahun

Jika Anda berusia di atas 70 tahun, Anda harus mengikuti pedoman pemerintah tentang social distancing dengan sangat sungguh-sungguh, meskipun Anda dalam keadaan yang sehat dan bugar.

"Tak peduli seberapa sehat Anda di usia 70 tahun atau lebih, sistem daya tahan tubuh melemah seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, tubuh dapat bertarung lebih keras untuk melawan infeksi," ucap dokter Andrew.

Mintalah bantuan tetangga atau anggota keluarga lain  untuk berbelanja kebutuhan makanan atau cobalah untuk memesan makanan secara online, sehingga Anda sebisa mungkin tidak keluar rumah.


Wanita hamil

Karena COVID-19 adalah penyakit baru, dampaknya kepada wanita yang mengandung dan bayi yang masih dalam kandungan masih diteliti secara mendalam. Oleh karena itu, wanita hamil harus mematuhi pedoman social distancing secara ketat.

"Karena virus ini relatif baru dan kami masih menelitinya, para wanita yang tengah mengandung masuk ke kategori rentan," ujar dokter Andrew. "Namun dengan melihat statistik di seluruh dunia, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa wanita hamil dan bayinya akan menderita gejala yang parah akibat COVID-19. Mereka diperkirakan akan menderita gejala mirip flu dengan intensitas yang sedang."

"Bayi yang lahir dengan infeksi virus corona di seluruh dunia tercatat dalam angka yang sedikit, namun kami masih belum yakin apakah mereka terinfeksi virusnya sebelum atau sesudah dilahirkan. Beberapa bayi dari ibu yang terinfeksi COVID-19 lahir secara prematur di China, tetapi masih belum jelas apakah virus ini yang menyebabkan bayi lahir lebih cepat atau tidak. Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya peningkatan angka keguguran. Inggris tengah melakukan observasi terhadap semua wanita mengandung yang terinfeksi virus corona selama masa kehamilan dan bayi di dalam kandungannya."


Orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu

Menurut dokter Andrew, kondisi kesehatan yang dimaksud termasuk:

1. Asma

2. Penyakit paru obstruktif kronis

3. Diabetes

4. Kanker

5. Penyakit jantung

6. Penyakit liver

7. HIV/AIDS


"Setiap orang harus memikirkan risiko COVID-19 secara serius dan mengikuti aturan social distancing karena mereka yang tidak termasuk dalam kategori rentan atau tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu masih bisa terpapar virusnya," jelas dokter Andrew.

Hanya saja, mereka yang sudah menderita penyakit sebelumnya harus lebih waspada.

"Sebagai contoh adalah orang yang menderita diabetes. Tingkat gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama dapat menurunkan sistem imun Anda, sehingga tubun tidak akan merespons kehadiran virus itu ketika Anda terserang. Virus ini kemudian memiliki waktu yang lebih panjang untuk memperbanyak jumlahnya, memasuki paru-paru Anda, dan menyebabkan masalah pernapasan sehingga Anda membutuhkan perawatan di rumah sakit."


Orang-orang yang mengalami obesitas

Menurut Center of Disease Control, orang-orang dengan indeks massa tubuh (BMI) 40+ masuk ke golongan yang berisiko tinggi menderita gejala yang parah akibat COVID-19.

"COVID-19 dikaitkan dengan masalah pernapasan, jadi jika seseorang memiliki berat badan yang berlebihan maka itu dapat menyebabkan tekanan pada tubuh terutama di dada dan paru-paru serta masalah pada pernapasan," dokter Andrew menjelaskan. "Berat dana yang berlebih dapat membuat diafragma dan paru-paru kesulitan untuk mengembang dan menghirup oksigen. Sekali tubuh kekurangan oksigen, organ-organ akan mulai tidak bekerja. Maka dari itu, mereka dengan BMI lebih dari 40 harus ekstra hati-hati dan mengikuti saran kesehatan.


Jika berada dalam risiko tinggi, jagalah kesehatan mental Anda

Apabila Anda termasuk dalam kategori yang telah disebutkan di atas, Anda mungkin merasa sangat khawatir. Mungkin kekhawatiran dan ketidakpastian itu telah membanjiri kepala Anda dan bahkan membuat Anda sulit tidur di malam hari.

"Jika Anda berada dalam kategori orang yang berisiko tinggi terhadap COVID-19, tidak diragukan lagi berita-berita dramatis yang terus-menerus muncul akan meningkatkan rasa khawatir Anda," demikian dokter Meg Arroll menyampaikan rasa simpatinya. Ia adalah seorang psikolog perwakilan dari Healthspan. "Namun ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh mereka yang rentan umtuk mengelola kekhawatiran mereka di masa-masa yang sulit ini."

Dokter Meg memiliki sejumlah saran yang dapat membantu Anda menjaga kesehatan mental selama melewati masa seperti ini.


1. Alihkan perhatian Anda pada berita-berita positif

Jika Anda tidak tahan untuk mengakses telepon genggam guna mendapatkan pembaruan informasi tentang virus corona, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mematikannya sementara atau setidaknya alihkan perhatian Anda.

"Penting untuk mengatur jumlah berita yang Anda baca," ucap dokter Meg. "Meskipun Anda merasa yakin saat melihat statistik dengan angka yang pasti, hal ini justru kerap tidak membantu dalam urusan kesehatan mental. Alih-alih demikian, carilah cerita-cerita yang menyenangkan. Buatlah perjanjian dengan diri Amda sendiri bahwa setelah membaca berita negatif, Anda juga harus membaca berita yang positif. Ini akan membantu Anda untuk menempatkan situasi yang tengah terjadi dalam sudut pandang."


2. Menerima diri sendiri

Menerima diri Anda sendiri sepenuhnya tanpa penilaian apapun dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh Anda.

"Ketika sedang tertekan, tubuh dan pikiran kita memasuki kondisi fight or flight di mana pikiran negatif tentang diri sendiri bisa bermunculan. Jika Anda tergolong dalam orang-orang yang berisiko tinggi, Anda mungkin memaki diri Anda sendiri karena ada dalam kategori ini, tetapi kondisi yang Anda alami bukanlah kesalahan Anda. Untuk mematahkan polapola kognitif ini, terimalah setiap aspek yang ada dalam diri Anda, hidup Anda secara keseluruhan, dan situasi yang terjadi saat ini tanpa kritik, penilaian, dan menyalahkan siapapun. Kita sedang berada dalam masa yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga tidak ada cara yang "sempurna untuk mengatasi masalah yang tengah terjadi saat ini. Kita juga tidak bisa mengubah masa lalu. Maka dari itu, biarkan diri Anda menerima ini semua untuk menenangkan pikiran."


3. Kontrol diri Anda

Sebagai manusia, kita tidak suka terhadap ketidakpastian, sementara situasi yang tengah kita hadapi saat ini juga penuh dengan hal-hal yang tak pasti. Mencoba untuk mengontrol atau menerka apa yang akan terjadi hanya akan menambah tekanan dan kekhawatiran Anda, oleh karena itu abaikan situasi yang lebih besar dan fokuslah pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan.

"Kita tidak bisa mengontrol pandemi ini secara individu, namun kita bisa mengontrol ruamg kecil yang ada dalam hidup kita," demikian dokter Meg menganjurkan. "Ketika Anda merasa khawatir atau terganggu, pergilah menuju lemari atau rak buku yang berantakan dan pusatkan semua perhatian Anda untuk mengatur apa yang ada di hadapan Anda saat ini. Perhatikan bahwa Anda akan merasa lebih tenang setelahnya karena latihan mikro ini dapat membantu Anda agar berpijak ketika dunia penuh dengan ketidakpastian."




(Artikel ini disadur dari: Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto: Courtesy of: Bazaar UK)