Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

10 Drama Periode Terbaik Sepanjang Masa

Mulai dari Downtown Abbey dan Prejudice.

10 Drama Periode Terbaik Sepanjang Masa

Drama periode memberikan hiburan tersendiri. Mungkin karena kita diberi kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan dengan melihat era yang tidak kita tinggali, atau nilai estetik yang tidak familier di mata kita saat ini. Bisa juga karena produksinya yang mewah yang kerap melengkapi bagian-bagian setiap masanya, menawarkan fantasi dan distraksi selama berjam-jam. Apapun alasannya, kostum yang dikenakan di drama periode terus menghibur para penonton kontemporer. Kami telah mengumpulkan 10 drama televisi favorit kami dan film drama yang mengambil latar waktu di zaman dahulu.


1. Downtown Abbey


Downtown Abbey sebagai drama periode populer sepanjang masa telah meraih kesuksesan besar baik di Britania Raya dan Amerika Serikat. Serialnya pertama kali diluncurkan di tahun 2010, menceritakan tentang kehidupan keluarga aristokrat Crowley di tahun 1912 dan 1926. Hingga saat ini, Downtown Abbey merupakan acara televisi yang paling banyak ditonton ddi ITV dan PBS, kemudian menjadi serial drama kostum Inggris tersukses setelah serial televisi berjudul Brideshead Revisited yang diputar pada tahun 1981. Pada tahun 2020, Julian Fellowes selaku sang kreator menyajikan enam season-nya dengan durasi sepanjang film feature dan peran-peran yang dibawakan oleh pemain awalnya.


2. The Crown


The Crown telah membuat mereka pencela drama periode dan anti-royalist menjadi penggemarnya. Menawarkan wawasan tentang dinamika dan pekerjaan di dalam keluarga kerajaan Inggris, acara televisi ini memusatkan ceritanya pada kehidupan Ratu Elizabeth sejak ia masih muda hingga masa sekarang. The Crown telah menerima pujian berkat performa akting pemerannya, sinematografi, dan penyampaian ceritanya yang apik.


3. Poldark


Poldark adalah tayangan yang membuat hari Minggu menjadi menarik kembali. Ya, banyak penonton yang bisa saja tinggal di rumah demi menyaksikan Downtown Abbey dan Indian Summers, tetapi Poldark yang muncul di layar pada tahun 2015 lalu inilah yang membuat para penonton wanita dan audiens bergetar. Dibintangi oleh Eleanor Tomlinson dan Aidan Turner, serial ini hampir secara instan menjadi hit. Orang-orang terobsesi pada hubungan yang terjalin di antara Ross Poldark yang berbakat secara estetika dan istrinya yang berambut merah yaitu Demelza.


4. Pride and Prejudice


Telah banyak film yang diadaptasi dari buku karya Jane Austen, namun tidak satupun yang semeyakinkan dan semenghibur acara yang ditayangkan BBC tahun 1995 ini (mungkin kecuali Sense & Sensibility). Jennifer Ehle dan Colin Firth memerankan karakter Elizabeth Benneth dan Fitzwilliam Darcy yang menyadari bahwa mereka berdua cocok satu sama lain meskipun memiliki perbedaan temperamen dan kedudukan sosial. Kedua pria dan wanita ini tampil meyakinkan, pemeran pendukung lainnya juga luar biasa serta merepresentasikan dialog tajam dan cerdas yang ditulis oleh Jane secara akurat. Serial ini juga menyuguhkan adegan yang paling tak terlupakan dalam sejarah, yakni ketika Fitzwilliam basah kuyup setelah keluar dari danau. Adegan itu sendiri sudah membuat kami berterima kasih.


5. Atonement


Diangkat dari buku Ian McEwan dengan judul yan sama, Atonement merupakan sebuah film tentang cinta, perang, dan penebusan. Ceritanya dimulai dengan kesalahan fatal yang dibuat oleh anak laki-laki berusia 13 tahun yang menyebabkan serangkaian kejadian tragis di tengah latar Perang Dunia II. Dibintangi oleh Saoirse Ronan dan James McAvoy yang masih muda serta aktris stylish Keira Knighley, Atonement adalah film kompleks yang mempertanyakan apakah kita bisa benar-benar menebus kesalahan yang kita perbuat sebelumnya.

6. The French Liutenant's Women


The French Liutenant's Women menggabungkan dua kisah cinta yang terjadi di masa yang berbeda, yakni era Victoria dan tahun 80-an. Meryl Streep dan Jeremy Irons membawakan perannya sebagai dua tokoh utama yang romantis. Berkat film ini, Meryl mendapatkan nominasi Oscar dan memenangkan penghargaan BAFTA untuk kategori aktris terbaik. Penampilan mereka tampak berlebihan jika dilihat di masa sekarang, tetapi karakter The French Liutenant Women masih menarik, yakni seorang wanita berpandangan maju yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan apa yang sudah digariskan.


7. Brideshead Revisited


Serial yang diangkat cari novel karya Evelyn Waugh ini memang ditayangkan pertama kali di tahun 1981, namun masih diingat sebagai salah satu drama terbaik dalam sejarah. Dibintangi oleh Jeremy Irons muda sebagai pemeran protagonis bernama Charles Ryder. Kisahnya menceritakan tentang hubungan Charles dengan keluarga Flytes yang kaya raya dan eksentrik. Keluarga tersebut tinggal di sebuha mansion bernama Kastil Brideshead. Beradab, penuh nostalgia, dan hedonsitik, Brideshead Revisited menawarkan pelarian menuju kehidupan baik di Inggris zaman dahulu.


8. Life is Beautiful


Pemenang tiga kali penghargaan Oscar, Life is Beautiful menceritakan tentang pria Yahudi yang menggunakan humor untuk membentengi putranya dari kehidupan di kamp konsentrasi yang mencekam. Diarahkan oleh sutradara kelahiran Italia yakni Roberto Benigni, ini merupakan film asing berpendapatan tertinggi sepanjang masa. Life is Beautiful memicu kontroversi ketika dirilis pertama kali di tahun 1997 karena diduga mengurangi penderitaan para orang Yahudi selama Holocaust. Akan tetapi, pujian kritis yang diterima oleh film sedih ini menunjukkan sendiri bahwa Life is Beautiful merupakan bukti berani tentang kekuatan imajinasi dan ketahanan dalam situasi terberat.


9. Bright Star


Jane Campion menggambarkan intensitas dan rasa sakit di cinta pertama dalam film Bright Star dengan sempurna. Film ini mengeksplorasi hubungan penuh gairah antara penyair abad ke-19 bernama John Keits dan Fanny Brawne yang merupakan muse-nya. Ia adalah seorang pemimpi sementara Fanny adalah wanita realis, namun mereka saling jatuh cinta. Ini adalah sebuah penghinaan terhadap keluargan Fanny yang menginginkan putrinya menikah dengan pria kaya. Kisah cinta Fanny dan John berakhir ketika sang penyair yang sakit-sakitan itu meninggal dunia di usia 25 tahun. Bright Star adalah sebuah narasi yang apik dan penghargaan terhadap daya hidup yang mencekam.


10. A Room With A View


Helena Bonham Carter saat itu masih berusia 19 tahun ketika ia menerima peran yang mengubah jalan hidupnya, yakni sebagai Lucy di film A Room With a View. Mengambil latar tempat di Florence, Italia, dan Surrey di Inggris era Edwardian, kisah romantis yang menarik ini menceritakan tentang Lucy yang jatuh cinta dengan George Emerson saat sedang berlibur di Tuscany. Orang yang mendampinginya lalu segera membawanya kembali ke Inggris di mana ia kemudian bertunangan dengan pria sombong bernama Cecil yang diperankan oleh Daniel Day Lewis. Tak lama setelah itu, George pindah dan tinggal tak jauh darinya. Lucy harus membuat keputusan besar tentang apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidup.




(Penulis: Ella Alexander; Artikel ini disadur dari; Bazaar UK; Alih Bahasa: Erlissa Florencia; Foto courtesy of: Bazaar UK)