Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Ini Pentingnya Kita Meratakan Kurva Penyebaran Virus Corona

Dan bagaimana Anda bisa membantunya

Ini Pentingnya Kita Meratakan Kurva Penyebaran Virus Corona

Pandemik virus corona kian merebak dengan cepat. Para ahli di dunia meminta seluruh masyarakat untuk membantu menguranginya dengan “meratakan kurva,” namun apa arti yang sebenarnya dan mengapa ini begitu penting?

Sementara orang-orang di seluruh dunia mencoba untuk memahami implikasi COVID-19 dan melindungi diri dari virusnya, banyak pula yang sudah menganjurkan untuk tetap tinggal di dalam rumah secara online dan melalui media sosial. Himbauan terbaru dari pemerintah adalah untuk melakukan isolasi sosial dan menghindari tempat-tempat ramai seperti pub, club malam, dan bioskop.

Di tengah ini semua, muncul sebuah grafik sederhana yang seakan memberikan titik cerah mengenai perkiraan penyebaran virus corona dan bagaimana kita bisa membantu menguranginya. Grafik tersebut terdiri dari dua kurva. Satu kurva terihat tinggi dan curam (menandakan penyebaran virus yang cepat) sementara yang lain landai dengan tingkat perubahan yang lebih lambat (mengindikasikan penyebaran yang lebih pelan dan terkontrol). Garis putus-putus di tengah kurva menggambarkan kapasitas dan dan sumber daya rumah sakit yang kita miliki.



Pada dasarnya, virus ini menyebar terlalu cepat, seperti di Italia misalnya, sehingga kita bisa melihat kurva yang menjulang tinggi. Sementara itu, badan penyedia layanan kesehatan tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk mengatasinya, yang artinya tidak semua orang akan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan dan angka kematian cenderung meningkat. Kurva yang landai berarti virusnya menyebar secara lebih lambat, sehingga rumah sakit memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk melayani lebih banyak orang dan tingkat kesembuhan juga menjadi lebih banyak.

Grafik ini pertama kali dibagikan melalui Twitter oleh Drew Harris, seorang ahli analisa kesehatan masyarakat di Universitas Thomas Jefferson, Philadephia. Drew menggunakan grafik yang dibuat oleh seorang jurnalis bernama Rosamund Pearce berdasarkan diagram dari tulisan di Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Drew kemudian menambahkan garis putus-putus untuk menujukkan kapasitas dan sumber daya rumah sakit yang kita miliki, “untuk menjelaskan apa yang sedang dipertaruhkan” jelasnya lewat surel kepada New York Times.



Mungkin jumlah orang yang terinfeksi virus corona di kedua grafik itu sama, namun perbedaan pentingnya adalah di kurva yang landai tidak semua orang bisa terinfeksi di waktu yang sama sekaligus.

Jika kurva yang lebih tinggi terjadi, bahaya yang terjadi sebenarnya adalah jumlah tenaga medis seperti dokter, perawat, termasuk peralatan medis dan ruang perawatan intensif berventilasi tidak cukup untuk mengatasinya, sehingga kematian pun tidak dapat dicegah. Kita belum memiliki vaksin atau obat untuk menyembuhkan penyakitnya, sehingga cara satu-satunya adalah untuk meratakan kurvanya dengan cara mengubah aktivitas kita sehari-hari guna mengurangi tingkat penyebaran dan mencoba membantu orang-orang yang kondisinya tengah rentan agar tidak tertular. Sebagai tambahan, jika badan penyedia layanan kesehatan menerima pasien virus corona dengan jumlah yang terlalu banyak, pasien-pasien lain yang menderita penyakit umum bisa tidak mendapatkan akses normal untuk mendapatkan perawatan darurat dan hasilnya bisa sangat fatal.

Pada dasarnya, kita mungkin untuk sementara tidak bisa menghentikan penyebaran virusnya, namun kita semua bisa membantu untuk memperlambat lajunya dan kita harus mematuhi himbauan pemerintah dengan sungguh-sungguh. Jadi, bagaimana kita meratakan kurvanya? Yaitu lewat praktik social distancing dan mengikuti saran spesifik dari pemerintah dan badan penyedia layanan kesehatan tentang apa yang sebaiknya dilakukan bila salah satu orang terdekat Anda menunjukkan gejala infeksi virus corona.


Surel dari Drew Harris menjelaskan:

“Perbedaan antara flu musiman dan virus corona adalah banyak orang yang sudah imun sepenuhnya atau sebagian terhadap virus flu karena mereka sudah pernah terinfeksi sebelumnya atau sudah mendapat vaksin untuk menangkalnya. Lebih banyak orang yang rentan terhadap virus corona, sehingga virus ini mendapatkan lebih banyak target dan kesempatan untuk menular. Menjaga jarak dengan praktik social distancing sementara, isolasi mandiri, dan karantina mengurangi peluang penularan virusnya.


“Sebagai contoh, bepergian menggunakan kereta, mobil yang penuh penumpang, atau berada di peron kereta yang ramai merupakan lokasi penyebaran virus yang sangat memungkinkan. Tetapi mengurangi jumlah orang yang menggunakan transportasi umum dan meminta mereka untuk bekerja dari rumah atau mengatur waktu kerja mereka bisa membantu untuk menjaga jarak dan membatasi penularan virusnya. Itulah praktik nyata social distancing.


“Upaya mitigasi untuk menjaga jarak membuat peluang transmisi virusnya semakin kecil. Kondisi ini memperlambat penyebaran virusnya. Kita harus, dan akan, memisahkan orang-orang dengan kondisi paling rentan.”




(Artikel ini disadur dari: Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto courtesy of: Bazaar UK)