Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Eksperimen Virgil Abloh Menjadikan Louis Vuitton “Kekinian”

Koleksi pertama Abloh untuk Louis Vuitton Men’s Collection membawa kesan baru yang menyegarkan bagi rumah mode tersebut.

Eksperimen Virgil Abloh Menjadikan Louis Vuitton “Kekinian”

We Are The World. Demikian direktur kreatif Louis Vuitton Men’s Collection Virgil Abloh memilih tema koleksi perdana untuk label tersebut. Sekadar mengingatkan, nama tema diambil dari judul lagu yang tercipta pada 1985 kala Michael Jackson dan Lionel Richie berniat menggalang dana untuk masyarakat Afrika yang dilanda bencana kelaparan. Mereka menamai kegiatan amal dengan USA for Africa.

Rasanya pesan serupa kembali tersirat lewat peragaan busana LV Men’s Spring Summer 2019 di ajang Paris Fashion Week 2018. Lantai lintasan peragaan busana sempat memantulkan ragam warna pelangi. Berbagai media luar menyebut hal itu terinspirasi dari kisah Wizard of Oz, tetapi dengan tema peragaan busana We Are The World, tak salah bila ada yang memaknai bahwa warna lantai memancarkan kesan serupa dengan rainbow flag.



Abloh adalah desainer Afro Amerika pertama yang direkrut Louis Vuitton. 

Ia adalah pecinta stree twear dalam kultur hip-hop yang kental dan terjun di dunia fesyen karena ingin menaikkan kelas streetwear ke ranah high fashion dengan mengawalinya dengan mendirikan label Pyrex Vision dan Off White. 

Dengan garis desain busana dan aksesori karya Abloh terbilang nyeleneh, khas nuansa busana era pada hip-hop. Kenyelenehan itu justru membuatnya terkenal di kalangan anak muda dan media sosial anak milenial.



Tim LV boleh jadi masih ingat betul kesuksesan kolaborasi LV dan Supreme beberapa tahun lalu. Kerjasama dengan label street wear membuat LV semakin laris dan fenomenal di kalangan anak muda. Louis Vuitton x Supreme jadi barang incaran kaum hypebeast.



Selain jadi desainer, ia juga berprofesi sebagai DJ. Pria ini pun aktif di media sosial. Kepopulerannya terbukti dari jumlah pengikut yang mencapai 3.5 jutaan orang. 

We Are The World versi Abloh adalah perpaduan dunia Abloh dan LV. Untuk pertama kalinya publik bisa melihat barang sesederhana jaket hoodie cokelat polos dan celana bahan longgar dan jumper longgar hitam polos tampil di peragaan busana LV. 



Di tangan Abloh, sah-sah saja kalau celana bermotif tie dye merah yang dipadu dengan kaus dan parka berwarna senada termasuk kategori high fashion. 

Begitupun dengan rompi yang bentuknya mengingatkan pada yellow jacket yang biasa dikenakan pekerja pengebor jalan di kota Paris; jas hujan metalik; hingga kemeja denim polos berpotongan longgar. 



Ia melukiskan ulang kesan LV yang selalu menggaungkan sejarah, kematangan, dan elegansi; dengan menyorot ulang benda-benda yang pernah muncul di video klip We Are The World. Nampaknya, itu yang jadi penyebab terciptanya setelan jas putih berupa double breast blazer dan celana longgar; bomber jacket; kemeja lengan panjang longgar; atasan serupa abaya; dan jas panjang serupa coat



Sebuah kemeja dan jaket hoodie nampak memperlihatkan sosok wanita seperti karakter Dorothy Gale di film Wizard of Oz yang tengah menikmati waktu bersantai dengan berbaring di tengah kebun bunga.

Benda-benda itu membuat LV terkesan semakin muda dan “ramah” di mata kalangan milenial lantaran kejutan-kejutan yang diberikan Abloh lewat desainnya. Musim ini, keepal bag hadir dalam warna transparan dan metalik.



Para pria bisa menjinjing mini trunk yang telah disulap Abloh jadi benda serupa brankas hitam dengan hiasan rantai besar berwarna mencolok. 

Demikianlah Abloh, desainer yang selalu bilang bahwa karyanya berangkat dari hal-hal yang ia temui disekitarnya terutama unsur hip-hop. 


(Foto: Courtesy of Louis Vuitton)