Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Konsumsi Susu

Berikut 10 hal yang baik dan buruk yang akan terjadi ketika Anda berhenti mengonsumsi susu.

Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Konsumsi Susu

Kebanyakan ahli gizi tidak akan merekomendasikan Anda untuk berhenti mengonsumsi sebuah kelompok makanan kecuali Anda memiliki alasan kuat untuk melakukannya, seperti alergi. Ini karena setiap kelompok makanan memberikan nutrisi dan energi yang berbeda-beda agar tubuh dapat bekerja dengan baik. 

Namun, jika Anda tidak memiliki pilihan dan diharuskan untuk berhenti mengonsumsi susu dan makanan lainnya yang memiliki kandungan susu, Anda akan mengalami sejumlah perubahan pada tubuh. Frida Harju-Westman, ahli gizi untuk aplikasi kesehatan Lifesum menjelaskan apa saja perubahan tersebut dan apa yang mengakibatkannya.

1. Anda akan semakin kurang mengalami sakit kepala

Alasannya adalah sebuah bahan alami yang seringkali ditemukan pada keju, tyramine, yang bagi sebagian orang dapat menjadi faktor penyebab migrain dan sakit kepala. "Jika Anda sering mengalami sakit kepala maka Anda akan merasakan efek positif ketika mengurangi konsumsi keju dari diet Anda," saran Frida.

Namun, Anda mungkin tidak akan terlalu beruntung. "Produk yang mengandung susu memiliki vitamin B2 yang penting, dan kekurangan vitamin ini juga diasosiasikan dengan efek samping migrain," tambahnya. Jika Anda memutuskan untuk berhenti mengonsumsi susu, pastikan Anda tetap mendapatkan asupan vitamin B2 dari jamur, kacang almon, dan bayam.


2. Mengurangi masalah perut kembung

Anda mungkin tidak alergi terhadap laktosa, namun menurut US National Library of Medicine, sebanyak 65% populasi dunia sebenarnya memiliki kesulitan dalam mencerna susu.

"Hal ini diakibatkan oleh fakta bahwa kebanyakan orang justru kekurangan laktase, enzim yang diperlukan untuk mencerna susu sapi," jelas Frida. "Jika Anda menghentikan konsumsi susu, maka sistem pencernaan Anda akan semakin baik, dan dapat membuat Anda tidak sering kembung," sarannya. 

Namun, sama seperti poin sebelumnya, ada kemungkinan yang terjadi malah sebaliknya. "Ada kemungkinan lain Anda justru merasa lebih kembung, sebagai hasil reaksi tubuh terhadap perubahan diet," tambahnya.


3. Kesehatan usus Anda dapat terganggu

Pencernaan yang semakin baik tidak menjamin kesehatan usus yang lebih baik jika Anda menghentikan konsumsi susu. "Saluran pencernaan Anda mengandung berbagai macam bakteri, yang baik dan jahat. Produk yang mengandung susu seperti Greek yogurt dan Kefir, memiliki banyak bakteri baik dan probiotik untuk kesehatan usus.

Jika Anda memilih ingin dairy-free, maka Anda perlu menggantinya dengan produk yang masih mengandung bahan-bahan aktif tadi, dan Anda dapat mempertimbangkan konsumsi tablet probiotik untuk menjaga kesehatan usus."


4. Anda dapat kehilangan sejumlah nutrisi penting

Sama seperti protein, lemak, dan karbohidrat, dairy adalah komponen penting dalam sebuah diet yang sehat. "Produk susu memiliki nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin D, jadi jika Anda memutuskan untuk mengeliminasi kelompok makanan ini, Anda harus tetap mengonsumsi nutrisi penting ini," ujar Frida.

"Pastikan untuk makan ikan berlemak seperti sarden, yang merupakan sumber kalsium yang baik, serta susu yang diolah dari tanaman, yang kerap diperkaya vitamin D dan kalsium."


5. Anda dapat lebih mudah sakit

"Ketika Anda berhenti mengonsumsi dairy, Anda kana menemukan bahwa sistem imunisasi Anda akan menjadi lebih lemah," jelas sang nutrisionis. "Ini merupakan akibat kekurangan vitamin B12. B12 biasanya ditemukan di produk dairy dan dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk memerangi bakteri.

"Jika Anda kekurangan B12, Anda akan merasa lebih lemah dan lebih mudah terjangkit penyakit. Jadi, ganti asupannya dengan jenis makanan lain yang juga kayak akan vitamin ini, atau konsultasikan dengan dokter Anda apakah Anda perlu memakan suplemen B12."


6. Kulit Anda dapat menjadi semakin baik

Telah banyak diberitakan bahwa memangkas asupan susu dapat meningkatkan kualitas kulit seseorang. "Susu sapi seringkali mengandung hormon, yang dapat bereaksi dengan hormon di dalam tubuh sehingga mengakibatkan produksi sebum di kulit semakin meningkat, membuat pori-pori kuilt tersumbat," jelas Frida. 

"Namun, sebuah diet yang baik sangatlah penting untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah penyakit kulit. Jadi pastikan Anda mengadaptasi diet yang sehat dan seimbang yang memiliki banyak nutrisi," Frida mengingatkan.


7. Anda akan semakin berenergi

"Sangat mudah untuk jatuh dalam sebuah kebiasaan makan makanan dengan kandungan dairy yang tidak sehat, seperti pasta yang berkrim, keju dan pizza," ujar Frida. "Ketika Anda merelakan dairy, Anda akan lebih memerhatikan jenis makanan yang Anda makan.

Misalnya, untuk mengatasi kekurangan kalsium pada diet Anda, Anda kemudian menggantinya dengan makanan kaya kalsium seperti bayam, kale, dan kacang putih. Mengonsumsi makanan kaya vitamin seperti ini dapat membuat Anda memiliki lebih banyak energi karena asupan diet Anda memiliki nutrisi yang lebih banyak."


8. Mood Anda akan lebih stabil

"Dikarenakan jumlah hormon yang tinggi seperti estrogen dan progesteron di dalam susu sapi, ketika Anda mengonsumsi dairy tubuh Anda turut mengonsumsi hormon-hormon ini sebagai produk kedua," jelas sang nutrisionis. "Hormon-hormon tambahan ini, ketika digabungkan dengan hormon tubuh Anda, dapat mengakibatkan mood swings."


9. Anda akan mengalami periode withdrawal

Ketika tubuh Anda sangat terbiasa dengan konsumsi susu, maka Anda akan mengalami gejala "penarikan" dari tubuh ketika Anda berhenti mengonsumsinya. Frida menjelaskan bahwa ini adalah hasil reaksi tubuh terhadap perubahan pola makan.

"Anda juga akan merasa lebih lelah dari biasanya, bahkan akan mengalami kesulitan tidur," jelasnya.


10. Tubuh Anda dapat kekurangan protein

"Sebuah makronutrisi penting yang Anda dapatkan dari susu adalah protein, yang penting untuk proses pembentukan otot dan membantu organ serta tulang-tulang Anda untuk berfungsi dengan baik," jelas Frida. "Sementara makanan lain dapat turut menjadi sumber protein, Anda harus lebih memperhatikan hal ini. Konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti quinoa dan almond."


(Artikel disadur dari Harper's Bazaar UK. Alih bahasa: Stella Mailoa. Foto: Courtesy of Harper's Bazaar UK.)