Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Film Indonesia Romantis di Februari

Habiskan bulan Februari Anda dengan menyaksikan deretan karya terbaru sineas Indonesia

Film Indonesia Romantis di Februari
Surat dari Praha

Di Bulan Februari ini, sineas Indonesia hadirkan film-film beraliran drama romantis untuk menemani Anda melewati momen penuh cinta. Simak tiga film karya sineas Indonesia wajib tonton yang Bazaar rekomendasikan untuk disaksikan di bioskop kesayangan Anda.

A Copy of My Mind
Gaung film arahan Joko Anwar ini memang telah terdengar sejak tahun lalu berkat aktifnya film ini diputar di berbagai festival internasional. Sementara itu di akhir tahun 2015, film ini mencetak prestasi dengan meraih tiga Piala Citra, untuk kategori Aktris Terbaik, Penata Suara Terbaik, dan Sutradara Terbaik. A Copy of My Mind merupakan film drama romantis berlatar kondisi politik yang memanas ketika pemilihan presiden tahun 2014 lalu. Dibintangi oleh Tara Basro dan Chicco Jerikho, film ini juga menampilkan kondisi masyarakat kelas bawah ibu kota yang asyik dengan dunia sendiri serta menjalani segala rutinitasnya di tengah hiruk pikuknya kondisi Jakarta.

Aach... Aku Jatuh Cinta
Rindu menelurkan film beraliran komedi romantis, sutradara kawakan Garin Nugroho akhirnya hadir kembali dengan film terbarunya berjudul Aach... Aku Jatuh Cinta. Dibintangi oleh Pevita Pearce dan Chicco Jerikho, film ini sempat diputar di Busan International Film Festival. Aach.. Aku Jatuh Cinta menceritakan perjalanan kisah cinta sepasang manusia dari tahun 1970 hingga 1990'an yang tak selalu mulus dan penuh konflik. Selain akting dan alur cerita, unsur fashion dan musik dari generasi 70, 80, dan 90'an menjadi salah satu elemen yang direkomendasikan sang sutradara untuk dinikmati saat menyaksikan film ini.

Surat dari Praha
Angga Dwimas Sasongko yang sebelumnya mencetak kesuksesan dengan film Hari untuk Amanda dan Filosofi Kopi, kini kembali mewarnai layar lebar dengan film drama romantis berjudul Surat dari Praha. Terinspirasi dari kisah para mahasiswa Indonesia di luar negeri yang tidak bisa kembali ke Indonesia akibat situasi politik di era tahun 65-66, film ini juga mengajak kita menelusuri salah satu kota paling indah di dunia, Praha.  Keunikan lain dari film yang  dibintangi Julie Estelle dan Tio Pakusadewo ini adalah empat lagu dari musisi Glen Fredly yang diambil sebagai benang merah penghubung dalam kisah di film ini. 

(Daniar Cikita. Foto: Dok. Bazaar)