Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

7 Destinasi Liburan Ini Sebaiknya Anda Hindari di Tahun 2020

Overtourism sudah merusak situs-situs liburan populer.

7 Destinasi Liburan Ini Sebaiknya Anda Hindari di Tahun 2020

Kita bisa saja bangga dengan rekor telah mengunjungi destinasi liburan terbaik di dunia. Namun, tempat-tempat paling indah di bumi ini sebenarnya terancam rusak karena terlalu sering didatangi oleh pelancong. Salah satu penyebabnya adalah keberadaan media sosial yang telah mengubah pandangan kita. Situs-situs ikonis mampu mengundang likes dan berpose bersama kelompok lokal akan memberikan impresi pada citra budaya. Mengingat industri travel yang semakin berkembang pesat dan harga tiket pesawat yang semakin mudah dijangkau, kita semua berpeluang untuk turut mengambil bagian dalam merusak area-area yang kita kagumi keindahannya.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Pergilah ke tempat-tempat yang yang belum banyak disorot. Perlu Anda ketahui, Santorini bukanlah satu-satunya pulau cantik yang ada di Yunani. Venezia memang sudah terkenal dengan arsitektur dan kanalnya yang menawan, tetapi masih ada kota lain di Italia yang mampu menawarkan pesona serupa. Masih banyak dataran tinggi di Skotlandia selain Isle of Sky serta pulau-pulau dengan keindahan surgawinya di luar Bali. Jangan bayangkan bumi ini layaknya sebuah bucket list yang harus Anda penuhi, namun kembangkan imajinasi Anda untuk menemukan tempat-tempat baru yang belum pernah terjamah. Sekarang saatnya mempertimbangkan mengapa Anda ingin sekali pergi ke destinasi tertentu, apakah Anda mengunjungi kota dan negara tertentu hanya untuk pamer atau untuk menemukan kebahagiaan yang sesuai dengan keinginan Anda sendiri?

Fodor's Travel Guide telah merangkum daftar tempat-tempat yang sebaiknya Anda hindari di tahun 2020 (atau setidaknya jangan mengunjunginya di musim liburan) karena overtourism. Bazaar pun ingin menawarkan tempat-tempat pilihan kami yang belum banyak dijamah para turis sebagai alternatif untuk Anda. Kini saatnya kita mempertimbangkan kembali bagaimana dan kapan sebaiknya kita berpelesir. 


1. Barcelona, Spanyol


Barcelona memiliki segalanya. Mulai dari arsitektur Gaudi, tempat-tempat makan yang ramai, dunia malam yang luar biasa, hingga pantai-pantai cantik untuk dipijak. Akan tetapi keindahannya telah menunjukkan hal yang kurang menguntungkan. Bukan hanya karena Airbnb yang semakin menjamur dan harganya yang terlalu tinggi bagi masyarakat lokal, namun di sana juga sudah tidak ada ruang lagi bagi para turis. Berdasarkan Forbes, "Masalah nomor satu di kota ini adalah soal pariwisata. Pelebaran jalan dan pengalihan rute bus tidak bisa mengatasinya." Ruang semakin menipis untuk perluasan di beberapa situs wisata, misalnya di Sagrada Familia dan Parc Güell yang merupakan wilayah tempat tinggal. Barcelona sudah penuh.

Alternatif: Anda bisa mengunjungi kota tua di Spanyol yang tak kalah cantik untuk kamera, yakni Cadiz. Di sana Anda bisa menemukan pantai-pantai yang apik, teater di ruang terbuka, dan kedai-kedai minuman yang menyediakan tapas ikan.


2. Bali, Indonesia

 

Pulau terpopuler di Indonesia ini terlalu sering dikunjungi oleh turis sehingga pemerintah mempertimbangkan untuk menetapkan pajak wisatawan guna membantu biaya perbaikan dan perawatan lingkungan. Peringatan darurat sampah telah dinyatakan pada tahun 2017 lalu berkat limpahan buangan dari para pelancong setiap harinya. Bali melarang penggunaan plastik sekali pakai di tahun 2018, namun kemudian muncul masalah baru. Banyaknya vila serta resor di sana menyebabkan air menjadi langka dan kondisi ini merugikan para petani lokal. Selain itu, pihak berwenang juga tengah berusaha untuk menghadapi tingkah wisatawan yang banyak mengunjungi situs ibadah dengan pakaian renang atau bahkan menaiki tempat-tempat sakral.

Alternatif: Sumbawa adalah pulau yang jarang dikunjungi di Indonesia dan mudah dicapai dengan kapal dari Lombok. Daerah ini dikenal dengan gunung berapi aktif yakni Tambora, air terjun, serta pantai-pantai dengan air laut yang masih biru dan jernih. Cocok bagi Anda yang senang berselancar. 


3. Isle of Sky, Skotlandia


Pesona Isle of the Sky sebagai salah satu situs wisata tercantik di dunia sudah tidak perlu diragukan lagi. Sayangnya, karena masalah kemacetan, lahan parkir, dan penduduk yang merasa terganggu, warga lokal baru-baru ini mengeluarkan himbauan kepada pengunjung agar mereka beralih untuk melihat pulau-pulau lainnya yang termasuk di jajaran Big Five, seperti Old Man of Storr, Fairy Glen, The Fairy Poold, Quiraing, dan Neist Point.

Wisatawan juga dikritik karena mereka dilaporkan memindahkan batu-batu dari tembok yang ada di sana untuk kemudian disusun sendiri demi konten media sosial.

Alternatif: Warga lokal menyarankan Anda untuk menghindari keramaian. Sebagai gantinya, Anda bisa pergi ke pantai dan menikmati api unggun, berjalan menyusuri pantai, menyaksikan pertunjukan musik live, atau pergi menuju pulau kecil bernama Rona yang terkenal akan hidangan lautnya. Bila Anda ingin mencari surga tersembunyi, Anda bisa pergi ke Pulau Iona yang dapat diakses menggunakan kapal dari Mull. Selama berlayar, Anda akan dimanjakan dengan tempat minum teh yang nyaman dan pub dengan pemandangan pantai luas.


4. Big Sur, California


Sebagai daerah yang sangat indah, Big Sur telah dipadati oleh wisatawan berkat publikasinya lewat serial Big Little Lies yang mengambil lokasi di Monterey. Melalui Highway 1, sebanyak 5,8 juta turis berkunjung ke Big Sur yang memiliki populasi 1.728 penduduk ini. Orang-orang lokal sudah merasa muak dan kewalahan karena kurangnya jumlah kamar kecil serta banyaknya sampah di pinggir jalan. Belum lagi dengan camping ilegal yang diduga menyebabkan kebakaran hutan. 

Pemerintah setempat tengah berusaha untuk mengurangi dampaknya dengan menggagas konsep potensial, termasuk menyediakan layanan bus shuttle dan reservasi parkir kendaraan.

Alternatif: Cobalah untuk berkunjung ke Taman Nasional Sequoia. Jika Anda mencari panorama indah dan tempat yang membuat Anda menyatu dengan alam, wilayah pedesaan adalah pilihan yang terbaik. Terletak di wilayah selatan pegunungan Sierra Nevada di California, taman nasional ini terkenal akan pohon-pohon Sequoia yang menjulang tinggi seperti pohon redwood dan warna cokelat mirip kayu manis.


5. Venezia, Italia


Venezia sudah sangat dikenal sebagai tempat wisata yang terlalu banyak dikunjungi. Kota ini kini mempertimbangkan untuk mengenakan pajak wisatawan dan membatasi jumlah turis yang masuk guna mengontrol serta membantu Venezia untuk membayar biaya pembersihan sampah yang ditinggalkan oleh para pelancong. Seperti kota-kota populer lainnya di Eropa, misalnya Barcelona, keberadaan Airbnb juga menjadi salah satu pemicu masalah. Pemerintah kota berusaha untuk menyelidiki orang-orang yang menyewakan rumah mereka secara ilegal.

Jumlah wisatawan yang mengunjungi kota dengan keindahan fotogenik ini telah mencapai angka 30 juta. Sementara itu, jumlah penduduk Venezia sendiri hanya 53.000 jiwa dan mereka sudah tak mampu untuk tinggal di sini lagi. Selain itu, kemacetan tak terhindarkan di Rialto Bridge akibat orang-orang yang berswafoto di sana dan keadaan ini mengganggu penduduk setempat. 

Alternatif: Tak ada salahnya Anda berkunjung ke Trieste, sebuah kota yang juga memiliki banyak kanal dan arsitektur yang tak kalah menakjubkan. Atau jika Anda adalah pencinta seni dan senang menikmati wine yang enak, silakan menjejakkan kaki Anda di Verona yang hanya berjarak satu jam dari Venezia. Kendati menjadi latar tempat kisah Romeo dan Juliet yang melegenda, Verona merupakan salah satu kota yang kurang banyak digaungkan. 


6. Angkor Wat, Kamboja


Angkor Wat terkenal sebagai situs wisata di Kamboja yang menjadi bagian dari UNESCO World Heritage Site. Kepopulerannya membuat kuil berusia 900 tahun ini banyak didatangi wisatawan dan akhirnya mengalami masalah overtourism. Kondisi struktur dan fondasi kuil sudah mengkhawatirkan, serta tangganya sudah licin akibat terlalu sering dilewati. Relief-relief kuil memudar karena kerap dipegang oleh para turis yang melewatinya.

Jumlah wisatawan yang berkunjung telah dibatasi menjadi 300 orang, akan tetapi kebijakan ini tidak mengatasi masalah lainnya yakni kelangkaan air sebab banyak hotel dan vila yang didirikan di sekitar kuil. Di tahun 2019, saluran air Angkor Wat kehilangan sekitar 10 mili liter air yang volumenya setara dengan empat kolam renang Olimpiade.

Alternatif: Memasuki hutan daerah utara Kamboja, Anda akan menemukan situs arkeologi terpencil bernama Koh Ker. Di antara deretan kuil yang ada di sana, hanya beberapa yang dibuka untuk umum. Prasar Kharom dan Prasar Thom adalah yang paling populer, tetapi Anda tak akan banyak bertemu turis di sini. Jika Anda tidak takut akan ketinggian, silakan menaiki tujuh undakan kuilnya dan melihat pemandangan yang menakjubkan dari atas. 


7. Hanoi Train Street, Vietnam


Di tahun 1902, kolonial Prancis membangun rel kereta api yang melintasi Hanoi dan Hai Phong. Sebagian jalur keretanya melewati gang sempit di Hanoi's Old Quarter dan dikenal dengan nama Train Street. Di kanan-kirinya dibatasi dengan rumah-rumah penduduk dan pertokoan.

Kendati menjadi objek fotografi yang bagus, tempat ini sangat berbahaya bagi para turis yang berpose demi sebuah potret mengingat jalur kereta api ini masih digunakan. Baru-baru ini, sebuah kereta api terpaksa melakukan pemberhentian darurat dan pengalihan jalan agar tidak menabrak turis yang tengah mengambil foto dan berjalan-jalan di atas rel.

Penghalang telah dibuat untuk mencegah wisatawan memotretnya sebagai tempat yang Instagram-friendly. Kafe-kafe ilegal yang berdiri di sampingnya pun ditutup.

Alternatif: Sudah jelas bahwa berfoto ria di jalur kereta api bukanlah tindakan yang benar. Alih-alih demikian, Anda bisa menyususuri Hanoi's Old Quarter untuk melihat-lihat bangunan berarsitektur era kolonial, jalan-jalan sempit, dan menikmati santapan lezat khas Vietnam.



(Penulis: Ella Alexander; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto: Courtesy of Bazaar UK)