Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Dampak Stres Bagi Kesehatan Gigi & Mulut

Dari pikiran ke kesehatan rongga mulut Anda.

Dampak Stres Bagi Kesehatan Gigi & Mulut

Anda mungkin pernah membaca seputar dampak buruk stres terhadap tubuh - semisal Anda akan merasa lelah, jatuh sakit, atau kondisi kulit Anda akan memburuk - tapi sadarkah Anda bahwa stres tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan mulut Anda? 

Bazaar UK menghubungi ahli untuk mencari tahu bagaimana sesungguhnya stres bisa mempengaruhi senyum menawan Anda. 

1. Stres dan kebiasaan teeth grinding

"Orang yang menyimpan tekanan stres cenderung mengkertakkan gigi mereka," ujar dr. Uchenna Okoye, Oral-B Smile Director sekaligus Clinical Director dari London Smiling Dental Group. 

Kebiasaan ini bisa membuat gigi menjadi rusak. Akan terlihat garis retak pada lapisan email gigi dan pada kondisi yang serius ini bisa berakibat pada pecahnya gigi. "Saat gigi terlalu sering mendapatkan tekanan, ia akan menjadi lebih lemah, bagian mahkota gigi juga akan terlihat datar," jelas Uchenna.

Orang dengan kondisi gigi seperti ini akan terlihat seakan hanya memiliki sedikit gigi saat tersenyum, sehingga ia akan tambah lebih tua. 

Selentara itu dr. Richard Marques, dokter gigi selebritis, justru mengingatkan akan efek yang jauh lebih buruk. Ia menjelaskan, "Masalah root canal dapat diakibatkan oleh stres, yang memunculkan kebiasaan mengkertakkan gigi yang terlalu ekstrem sehingga membuat saraf pada gigi terbuka. Treatment root canal diperlukan untuk membantu menghilangkan saraf yang terekspos tersebut."

Untuk mengantisipasi masalah ini, waspadai ciri-ciri Bruxism atau kebiasaan mengkertakkan gigi. Anda bisa melihat saat gigi Anda menjadi transparan atau tampak lebih kecil. Dan pastikan untuk mencari pertolongan dari dokter gigi sedini mungkin. 

2. Stres dan masalah pada rahang

"Stres bisa menyebabkan kebiasaan mengencangkan rahang yang kerap mengakibatkan sakit kepala atau nyeri pada leher dan bahu," jelas drg. David Bloom, yang menganjurkan Anda untuk berkonsultasi pada dokter Anda tentang gejala-gejala tersebut.

Selentara itu dokter Richard menjelaskan jika Anda merasakan sakit atau rasa 'klik' pada rahang Anda mungkin hal tersebut menandakan stres yang Anda alami. Pastina Anda mendapatkan perawatan untuk membuat otot rahang menjadi lebih relaks. 

3. Stres dan bau mulut

"Bagi beberapa orang, stres bisa menyebabkan heartburn dan naiknya asam lambung yang bisa berdampak pada erosi lapisan email gigi," jelas dr. Uchenna. Bersamaan dengan hal tersebut, asam lambung bisa berdampak pada penimbunan bakteri yang bisa menyebabkan bau mulut.

4. Stres dan gusi

"Saat kita merasa stres keseluruhan imunitas dalam tubuh kita menjadi lebih lemah, sehingga memungkinkan kita terkena berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit yang menyerang gusi," jelas drg. David. 

Hal ini dapat terjadi karena stres dapat mengubah bagaimana gusi Anda merespon pada plak yang selama ini menempel dan menyebabkan bengkak. 

"Jika Anda memperhatikan bahwa gusi Anda berdarah, maka ini termasuk ciri Anda terjangkit penyakit gusi (gingvitis atau periodontitis)," tambah dr. Richard. Dalam beberapa kasus akan muncul abses, yakni pembengkakan dengan nanah yang diakibatkan ketidakmampuan tubuh Anda melawan infeksi yang terjadi. 

Kunci untuk membuat gusi Anda berhenti berdarah adalah dengan tetap menggosoknya dan melakukan flossing secara rutin guna menghilangkan semua plak dan sumber pendarahan. Hal ini juga disetujui oleh narasumber lain yang menyebutkan bahwa kebersihan gigi dan mulut harus tetap terjaga untuk menghentikan dan mencegah hal ini terjadi. 

5. Stres dan sensitivitas

"Terkadang orang yang merasa stres akan menggosok gigi mereka terlalu keras, yang akan berdampak pada terbukanya ruang antara guiso dan gigi. Kondisi ini membuat saraf Anda terbuka dan menyebabkan rasa sensitif dan nyeri," jelas dr. Uchenna. 

6. Stress eating

Stres dan kebiasaan menyantap camilan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Kebanyakan dari orang yang merasa tengah di bawah tekanan akan lebih cenderung sering mengonsumsi hidangan manis yang tentunya buruk bagi gigi.

Cara terbaik untuk mencegahnya adalah membatasi jumlah camilan manis yang Anda konsumsi dalam satu hari.

(Alih bahasa: Daniar Cikita. Foto: Getty images)