Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Apresiasi Batik

Apresiasi Batik

Berawal dari gagasan mulia untuk mengangkat pamor batik ke taraf internasional, lahirlah konstruksi baru batik hasil perkawinan elemen tradisional dan modern Jepang.

Rasa cinta dan bangga akan batik tidak hanya menjadi milik orang Indonesia semata. Pamor batik sebagai ekspresi seni tertinggi yang tertuang di atas media kain telah menarik perhatian bahkan telah mendapat pengakuan dunia. Salah satunya adalah seniman asal Tokyo, Fusami Ito, yang secara khusus mendalami pembuatan batik tradisional di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta sejak puluhan tahun silam. Ia bahkan telah berusaha memperkenalkan batik secara aktif melalui beberapa pameran tunggal yang di gelar di Tokyo sejak tahun 1979 hingga tahun 2013. Baru pada tahun 2014 lalu, Fusami Ito bersama Rahmat Gobel dan Reiko Sadiah Barack secara resmi membentuk Asosiasi Seniman Silang Budaya atau yang lebih dikenal dengan Cross Cultural Artisan Association (CCAA). Asosiasi yang bertujuan memberikan pelatihan khusus kepada pengrajin batik, ternyata membuahkan masa depan baru bagi batik Indonesia.  

Hasilnya pun dapat dinikmati secara nyata pada tahun ini melalui program Batik Renaissance, yaitu program rekonstruksi batik dengan menggunakan aplikasi modern dari Jepang. Dengan mengandalkan teknik pengerjaan tangan dan teknologi dari Jepang, lembaran kain-kain batik berstandar premium juga memiliki elemen motif serba unik hasil percampuran dua kebudayaan besar ini. Ekshibisi pertama Batik Renaissance yang digelar selama dua hari di Plaza Indonesia pada pertengahan Oktober lalu turut menampilkan 295 kain batik, 18 kain kimono, dan varian produk batik lainnya.

 

(Veronica Arviana. Foto: Courtesy of Plaza Indonesia)