Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Marc Ascoli: Sang Kreator Estetika

Marc Ascoli: Sang Kreator Estetika
Marc Ascoli

Harper's Bazaar Indonesia melalui pergelaran Bazaar Fashion Festival (BFF) akan menyajikan salah satu persona bertangan dingin yang telah memeriahkan industri kreatif ini sejak tiga dekade lalu. Marc Ascoli telah berhasil menuntun sisi artistik rumah mode asal Jepang, Yohji Yamamoto. Melalui arahannya, hadirlah katalog koleksi pertama label tersebut dengan dibantu bidikan talenta muda, Max Vadukul, yang ketika itu belum memiliki nama besar di dunia fotografi. Sebagai direktur artistik, Marc tak hanya sigap menyiapkan imaji visual seperti iklan kampanye dan lookbook untuk sebuah label, ia juga piawai menemukan bibit-bibit baru untuk menambah deretan nama populer di atas panggung mode. Beberapa nama muda yang sukses diangkatnya adalah Craig McDean, David Sims, Mert & Marcus, dan M&M.

Marc juga percaya bahwa seorang desainer yang baik sudah sepantasnya memiliki 'jam' pribadi. Baginya, desainer muda yang menarik perhatiannya adalah mereka yang memiliki rasa, sesuatu yang ingin mereka ungkapkan, disertai derajat kreativitas, juga kemampuan menampilkan bahwa mereka tidak sekadar mengikuti tren. “Seorang desainer muda, agar menarik, mestinya merefleksikan era mereka dan berbicara tentang zaman,” tukasnya. “Meski dunia mode disebut-sebut sedang mengalami krisis, segala hal kini adalah tentang kompetisi, sekarang yang terpenting yaitu kualitas, bukan personalitas.”

Namun, bukan berarti peran kreator estetika dikesampingkan pria yang juga mengolah imaji untuk Jil Sander, Chloé, Cerruti, Sergio Rossi, Calvin Klein, dan sederet label prestisius lainnya ini. Menurutnya, sebuah rumah mode akan membutuhkan campur tangan artistic director ketika mereka ingin menawarkan filosofi baru atau membangunnya, “Peran saya di sini adalah memberikan sudut pandang berkelas akan sebuah label. Selain itu, ada peran-peran lain yang juga turut berkontribusi untuk mode, seperti fashion stylist. Meskipun kedua profesi ini sering kali sulit dibedakan karena keduanya sama-sama memproduksi imaji nan sering kali menghentak. Artistic director bekerja untuk waktu jangka panjang mengenai imaji sebuah label, DNA-nya, dan dampak visualnya. Sedangkan fashion stylist mencerminkan imaji label tersebut yang fluktuatif melalui proses styling busana, baik itu untuk peragaan busana ataupun kampanye visual.

Mengingat perjalanan kariernya tersebut, maka seyogyanya materi yang akan diketengahkan Marc Ascoli untuk pergelaran BFF nanti akan sangat berguna bagi insan mode Tanah Air.

(Gusti Aditya. Foto: dok. Bazaar)