Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Menerawang Tim Azria

Menerawang Tim Azria

Kronologi sensualitas berdasarkan talenta Max dan Lubov Azria. Dewi Utari melaporkan dari New York Fashion Week.


Tanggal 8 September 2011 lalu adalah momentum dimulainya pekan busana New York khusus putaran Spring/Summer 2012. Sederet label kawakan sekaligus label buatan selebriti antre untuk mendapat giliran memamerkan kepiawaiannya dalam meracik bahan. Sesuai perkiraan, BCBG Max Azria dapat nomor urut pertama untuk melintas di atas panggung dalam balairung Lincoln Center, New York.

Komposisi warna menjadi bintang dari kreasi pasangan suami istri Max Azria dan Lubov Azria. Seakan menyambut datangnya musim panas, koleksi keseluruhan disimpulkan dalam kelompok busana siap pakai yang ringan melayang di atas pentas, dan dihadiri oleh kalangan aktris Hollywood seperti Sophia Bush, Jordana Brewster, Julia Jones, Virginia Williams, dan Louise Roe. Segenap model paling favorit di tahun 2011 dikerahkan sebagai peraga utama, dari Arizona Muse, Jacquelyn Jablonski, hingga Fei Fei Sun. Pulasan wajah serta bibir yang serempak berwarna kulit, tatanan rambut sleek yang disisir ke belakang, seakan mengundang makna bahwa koleksi BCBG Max Azria kali ini lebih simple, sporty, dan modern. “Active sport, meriahnya warna di tahun ‘90-an, dan sedikit elemen tribal adalah inspirasi utama BCBG Max Azria pada periode Spring/Summer 2012,” sahut Lubov Azria.

Memiliki peluang untuk menangkis asumsi gaya terlalu sportif, Max dan Lubov Azria meleburnya di antara elemen bertema sensual. Tanpa bermaksud memamerkan tubuh wanita secara vulgar, Max dan Lubov mencoba menerjemahkan sensualisme lewat sekelebat aksen peek-a-boo, hingga high rise-slit yang menambahkan esensi menggoda tanpa terkesan terlalu memaksa.

Merah, biru, oranye, hingga abu adalah beberapa warna vokal rujukan label yang merupakan singkatan dari Bon Chic, Bon Genre yang berarti “good style, good class”. Ketika sifon ditetapkan sebagai pemeran utama, maka Max dan Lubov menerapkan aksen panel bergaris estetis Art Deco pada eksekusi jahitan koleksinya, sehingga kesimpulan color blocking dapat secara tuntas diperlihatkan pada tampilan akhir.

Mimpi Max dan Lubov di antara pulasan warna tersebut terkesan sangat simpel dan ‘siap pakai’ apalagi ketika satu persatu koleksi yang terdiri dari jumpsuit, one shoulder dress, sampai jaket hoodie menerawang, dipersilahkan berjalan di atas pentas.

Tak ketinggalan BCBG Max Azria mengolah variasi motif tribal sebagai hidangan selingan. Aplikasinya dirujuk di atas gaun pendek maupun panjang lewat teknik yang menantang. Diawali dengan atraksi patchwork dan ditutup dengan sulaman di atas gaun malam. Korelasinya adalah BCBG Max Azria konsisten untuk berinovasi terhadap inspirasi kekinian, bahkan terbukti bahwa rumah mode yang berdiri sejak tahun 1989 tersebut kini berani untuk berkreasi di luar stereotype. Foto: Courtsey of BCBG Max Azria