Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Mengunjungi Museum Yves Saint Laurent di Kota Marrakech

Bagi para pencinta fashion sekaligus pengagum berat Yves Saint Laurent, museum ini menjadi destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi!

Mengunjungi Museum Yves Saint Laurent di Kota Marrakech

Bila Anda mengaku sebagai pencinta fashion, tentu nama Yves Saint Laurent sudah tidak asing lagi. Desainer legendaris yang berhasil mempopulerkan pemakaian tuxedo maupun suit pada perempuan ini memang begitu ikonis dan sepanjang kariernya ia telah melahirkan karya-karya yang senantiasa dikenang oleh tiap generasi penikmat fashion.

Yves Saint Laurent lahir di Algeria pada tahun 1936 sebelum pada akhirnya pindah ke Paris untuk menimba ilmu di Chambre Syndicale de la Haute Couture. Dikenal sebagai murid yang cemerlang, salah satu editor paling berpengaruh di Perancis, Michel de Brunhoff, mengenalkannya pada desainer ternama yakni Christian Dior yang kemudian mempekerjakannya sebagai asisten.

Ketika Christian Dior meninggal pada tahun 1957, Yves Saint Laurent pun diangkat sebagai direktur artistik rumah mode bergengsi tersebut. Koleksi perdananya yang bertajuk 'Trapèze'  mendapatkan pujian dari para insan fashion. Sayangnya, karier Yves Saint Laurent di Christian Dior tidak bertahan lama karena ia harus menjalani wajib militer di tahun 1960.

Bersama Pierre Bergé, pria yang dikenalnya sejak tahun 1958, Yves Saint Laurent pun memutuskan untuk membangun rumah mode haute couture atas namanya sendiri. Koleksi perdananya dilansir pada awal tahun 1962 dan kembali mendapatkan sambutan yang luar biasa.

Setelah itu, ia terus berinovasi menciptakan tren busana wanita yang bernapaskan modern, mulai dari pea-jacket, trench coat, setelan 'le smoking' yang fenomenal, jaket safari, pantsuit, hingga jumpsuit. Ia juga menjadi desainer pertama yang bereksperimen dengan material transparan dan mengadopsi pakem busana pria kemudian diaplikasikan ke dalam koleksi busana wanita.

Melalui rancangannya, Yves Saint Laurent memberikan kebebasan bagi kaum perempuan untuk tampil penuh percaya diri dan empowered seraya tetap mempertahankan serta merayakan sisi femininnya.

Selain itu, Yves Saint Laurent juga ingin karyanya dapat diakses dan dikenakan oleh setiap wanita, tidak hanya terbatas pada klien dari golongan jetset saja. Ia pun lantas membuka butik Saint Laurent Rive Gauche pada tahun 1966, yang menjadikannya kemudian dikenal sebagai couturier pertama yang memiliki butik ready-to-wear dengan menggunakan nama sendiri.


Sejak memulai kariernya sebagai desainer independen, Yves Saint Laurent konsisten mengorganisir setiap karya-karyanya. Mulai dari sketsa, sampel bahan, prototype, koleksi yang diperagakan, aksesori yang digunakan, undangan peragaan busana, katalog, foto kampanye maupun hasil publikasi, catatan daftar pesanan klien, hingga lukisan maupun foto-foto karya Yves Saint Laurent. Sebuah kumpulan arsip yang luar biasa kaya!

Sedari era '80-an, arsip-arsip Yves Saint Laurent dari masa lampau pun mulai dipamerkan dalam ekshibisi retrospektif yang berhasil mendulang animo yang tinggi di kalangan pencinta fashion. Pameran ini rutin digelar hingga tahun 2000-an, bahkan setelah sang desainer meninggal dunia di tahun 2008.


Memiliki kekayaan arsip fashion seperti ini tentu tidak terjadi pada semua desainer, untuk itulah yayasan Pierre Bergé – Yves Saint Laurent kemudian membangun sebuah museum yang terletak di kota Marrakech, Maroko, dan menamainya Musée Yves Saint Laurent. Ini adalah museum Yves Saint Laurent kedua setelah museum pertamanya yang berlokasi di kota Paris.


Kota Marrakech dipilih bukan tanpa alasan khusus. Kota ini merupakan tempat Yves Saint Laurent kerap berpergian (terutama di bulan Desember dan Juni) untuk merancang koleksi-koleksi haute couture. Ia pertama kali mengunjungi Maroko pada tahun 1966 dan rupanya keindahan budaya Maroko memberikan inspirasi dan pengaruh yang kuat pada karya-karyanya, terutama dalam hal permainan warna.

"Morocco taught me colors! Before Marrakech, everything was black," ungkap Yves Saint Laurent.


Museum seluas 4000 meter persegi ini tak sekadar menampilkan arsip-arsip Yves Saint Laurent saja, namun juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti perpustakaan dengan koleksi buku sebanyak 5000 buah yang didedikasikan untuk penelitian (Anda harus melakukan reservasi minimal 24 jam sebelumnya), auditorium untuk pementasan kesenian, toko buku, terrace café, hingga ruangan untuk pameran-pameran lainnya.


Bagi Anda yang mengagumi sosok dan karya-karya Yves Saint Laurent, mengunjungi Musée Yves Saint Laurent di kota Marrakech akan menjadi pengalaman berwisata yang mengesankan. Museum ini buka dari pukul 10 pagi hingga 6 sore, kecuali hari Rabu. Sedangkan untuk reservasi perpustakaan, Anda dapat mengunjungi situs resmi Musée Yves Saint Laurent.

Berikut alamat lengkap Musée Yves Saint Laurent:

Yves Saint Laurent Museum
Rue Yves St Laurent, Marrakech 40000
Morocco

(Foto: courtesy of Musée Yves Saint Laurent, Musée Yves Saint Laurent Paris)