5 Hal Tentang Emmanuel Macron, Presiden Baru Prancis

/ 2017-05-09 17:03:00

5 Hal Tentang Emmanuel Macron, Presiden Baru Prancis

Emmanuel Macron adalah presiden baru Prancis. Mantan menteri ekonomi ini memulai usahanya meraih tampuk kepemimpinan sejak mendirikan gerakan politiknya tahun lalu, En Marche! yang berarti: sedang bergerak. Empat bulan kemudian, Emmanuel mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden, dan di bulan April, ia adalah salah satu orang yang memenangkan putaran pertama pemilihan presiden.

Dan pada hari minggu, 7 Mei yang lalu, ia terpilih sebagai Presiden Prancis mengalahkan Marine Le Pen dengan memenangkan 65.8% suara.

Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui tentang pemimpin baru Prancis ini.

1. Di usianya yang ke-39, Emmanuel adalah presiden termuda pertama di Prancis. Ia juga merupakan presiden pertama yang berasal dari partai politik mainstream dalam kurun waktu 100 tahun.

2. Ia adalah satu-satunya orang di keluarganya yang tidak meniti karier di bidang obat-obatan, menurut laporan Business Insider. Setelah bersekolah di sejumlah sekolah bergengsi di Prancis, Emmanuel menjadi bankir investasi di Rothschild & Cie Banque sebelum mengundurkan diri di tahun 2012 untuk menjabat sebagai deputi sekretaris jenderal di Elysée. Hingga pada bulan April 2016, ia masuk dalam kabinet François Hollande sebagai menteri ekonomi.

3. Istrinya, Brigitte Trogneux, adalah gurunya saat ia berusia 15 tahun. Mereka lalu menikah di tahun 2007 saat Brigitte berusia 54 tahun dan Emmanuel 29 tahun. Kini di usianya yang ke-64, Brigitte adalah salah satu suporter setia di setiap kampanye suaminya, termasuk saat ia merayakan kemenangannya di putaran pertama pilpres bulan lalu.

4. Emmanuel mendirikan En Marche! di kota asalnya, Amiens di bulan April 2016. Menurut situs resmi gerakan ini, Emmanuel menghabiskan satu musim panas untuk kampanye tahun lalu dan berhasil merekrut lebih dari 200.000 anggota.

5. Ia adalah seorang sentris dan telah menjelaskan bahwa partainya tidak "ke kanan atau ke kiri". Saat berbicara di depan khalayak pada bulan April lalu, ia berkata: "Tantangannya adalah untuk mengubah sistem yang telah selama 30 tahun ini terbukti tidak dapat menjawab masalah negeri ini. Saya ingin membangun perubahan dan transformasi yang diusahakan oleh talenta-talenta baru."