Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Mempersembahkan Condrosengkolo dari Iwan Tirta

Simak persembahan yang sarat akan nuansa spiritual dari Iwan Tirta Private Collection

Mempersembahkan Condrosengkolo dari Iwan Tirta

Menyusul suksesnya koleksi Dewaraja yang dilansir dua tahun silam, Iwan Tirta Private Collection kembali hadir dengan sejumlah tampilan teranyar dalam sebuah presentasi yang diberi tajuk Condrosengkolo. Makna dibalik Condrosengkolo sendiri sebenarnya cukup berat. 

Condrosengkolo mengandung makna hubungan tersembunyi antara alam semesta dan makhluk hidup pada umumnya dan merupakan sebuah sains spiritual.

Keselarasan hubungan ini kemudian diinterpretasikan secara harafiah oleh Iwan Tirta Private Collection tanpa mengurangi intensi untuk mempreservasi warisan peninggalan sang maestro batik.




Lewat presentasi ekstravagan yang dibuka dengan tarian Bedhaya Matah Ati dan tembang Jawa karya Sunan Kalijaga, Iwan Tirta Private Collection yang kini dikepalai oleh Era Soekamto memaparkan proyeksi mereka akan kesinambungan alam semesta dan makhluk hidup. Pertunjukan ini mengambil tempat di Hotel Fairmont Jakarta akhir April silam. 

Mengusung palet bertema galaksi seperti ungu, biru, merah, dan hijau turqouise, 77 tampilan adibusana dan siap pakai tersebut digarap dengan teknik garaman dan ombre, motif meriah, serta padu padan modern, menyesuaikan dengan gaya masa kini tanpa meninggalkan elemen Jawa yang identik dengan citra Iwan Tirta.




Seluruh tampilan kemudian dibagi menjadi empat sekuens, masing-masing melambangkan elemen alam semesta layaknya Akasa (langit), Dahana-Tirta (air dan api), Bawono (tanah), dan Maruta (angin). Selain menggunakan material berkualitas tinggi dalam proses pembuatan, koleksi ini turut disertai oleh sejumlah aksesori adibusana rancangan Rinaldy A. Yunardi. 




Sehubungan dengan banyaknya tampilan dan kompleksitas dari masing-masing busana yang dibesut, koleksi ini pun memakan proses pembuatan lebih dari dua tahun. 

“Kami ingin melakukan koleksi ini dengan benar. Tidak segampang menerjemahkan ide yang kami miliki lalu langsung ditempel ke warna dan konsep yang diinginkan. Kami benar-benar melakukan riset serius (dalam menggarap koleksi ini).” tutur Era Soekamto selaku direktur kreatif dari Iwan Tirta Private Collection. 

“Dua setengah tahun saya melakukannya dengan taat. Saya juga membuat buku tentang Condrosengkolo sendiri, yang sebenarnya mengacu pada spiritual science. Kami pun menemukan fakta bahwa rangkaian kode matematika tersebut memang tersimpan di dalam motif-motif yang dikumpulkan oleh mendiang Iwan Tirta dalam bentuk batik. Jadi penelitian itu dilakukan dalam waktu yang tidak sebentar kendati perhitungan falsafah, sejarah, dan penjajaran dari motif-motif tersebut. Belum lagi proses produksinya. Jadi ya, itu merupakan proses yang panjang.” lanjutnya. 



Bazaar juga berkesempatan untuk berbincang singkat pada Widyana Sudirman selaku Business Director dari perusahaan Iwan Tirta Private Collection. Ekspansi ke divisi lain seperti homeware dan aksesori pun tengah dicanangkan untuk dilansir dalam waktu dekat ketika ditanya mengenai rencana selanjutnya untuk salah satu label batik tertua di Indonesia ini. 


(Foto: Dok. Evan Praditya)