Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

6 Pertanyaan untuk Desainer Aksesori Paula Cademartori

Harper's Bazaar Indonesia melakukan sesi wawancara dengan desainer aksesori yang menjadi favorit insan fashion dunia, Paula Cademartori.

6 Pertanyaan untuk Desainer Aksesori Paula Cademartori
Paula Cademartori

Mengaku memiliki kecintaan yang mendalam terhadap dunia fashion accessories, Paula Cademartori pun memilih untuk menuangkan ide kreatifnya melalui label eponymous yang diusungnya. Harper's Bazaar Indonesia berkesempatan untuk menggali lebih dalam sosok perancang aksesori berdesain atraktif ini. Berikut petikan wawancara kami.

 

Harper's Bazaar Indonesia (HBI): Seperti apa perjalanan Anda ketika merintis karir sebagai seorang desainer aksesori?

Paula Cademartori (PC): Sejak kecil saya terbiasa menghabiskan waktu di closet nenek saya dan bermain-main dengan koleksi tas, sepatu, dan perhiasan miliknya. Dari situlah saya merasa bahwa saya sangat tertarik dengan fashion, terutama aksesori, dan ingin menciptakan koleksi sendiri. Spirit ini membawa saya ke Italia untuk kuliah di Instituto Marangoni dan mengambil gelar master pada jurusan Fashion Accessories. Dan dengan segenap kerja keras yang telah saya lakukan, saya akhirnya berhasil meluncurkan label eponymous saya pada bulan September 2010 lalu.

 

HBI: Label Anda didominasi oleh koleksi tas. Mengapa?

PC: Karena saya sangat mencintai tas! Bagi saya tas adalah sebuah statement, suatu benda yang kita kenakan untuk melengkapi penampilan sekaligus merefleksikan selera dan kepribadian kita. Saya selalu bilang ke semua orang: “Sebutkan pada saya tas yang kamu kenakan dan saya akan jelaskan seperti apa kamu sesungguhnya!”

 

HBI: Koleksi tas dan sepatu Anda begitu sarat akan kesan playful dan sangat penuh kejutan, bagaimana cara Anda dalam mengembangkan desain Anda?

PC: Saya sangat menyukai desain yang penuh warna, kontemporer, dan inovatif. Melalui rancangan saya, saya ingin menyampaikan pesan bahwa kita harus menikmati hidup kita semaksimal mungkin. Termasuk ke dalamnya untuk tampil maksimal dengan aksesori yang unik dan memiliki karakter yang kuat. Ketika mendesain, saya selalu mengambil inspirasi kreatif dari seni, musim, sinema, dan sastra, kemudian menginterpretasikannya dengan penuh perasaan dan menuangkannya ke dalam rupa, tekstur, dan warna. Perhatian terhadap detail juga penting bagi saya. Itulah mengapa saya kerap menggunakan elemen yang mudah dikenali seperti buckle yang menjadi logo label saya, handle woven leather, garis rancang yang bersih serta potongan geometris. Elemen-elemen tersebut telah menjadi kekhasan rancangan saya.

 

HBI: Seperti apa definisi tas yang sempurna bagi Anda?

PC: Pertama, tas harus sangat fungsional karena kita membawanya sepanjang hari. Namun pada saat yang bersamaan, tas juga harus membuat kita merasa istimewa dan menjadikan kita pusat perhatian secara memukau dan tampak wajar.

 

HBI: Sebutkan tiga jenis tas yang wajib dimiliki oleh setiap perempuan.

PC: Clutch, sebuah statement untuk penampilan malam Anda. Shoulder bag yang tentu saja harus nyaman ketika dikenakan karena Anda bisa mengenakannya sepanjang hari. Dan top handle bag, karena model seperti ini tak hanya fungsional, namun juga sangat timeless.

 

HBI: Bagaimana pendapat Anda tentang perkembangan media sosial? Seberapa besar kontribusi era digital pada label Anda?

PC: Internet di masa kini luar biasa besar, ia mendobrak segala batasan dan dapat menjangkau ribuan hingga jutaan orang di seluruh dunia dengan segala informasi yang ada. Hal seperti ini membawa keuntungan yang besar ketika seseorang menciptakan label dari nol; namun juga dapat menjadi kontra-produktif. Sebagai sebuah brand, kita harus sadar betul tentang pesan dan image yang ingin kita sampaikan untuk menghindari kemungkinan bahwa informasi yang tersebar tersebut dapat menodai identitas label kita. Saya pribadi sangat menyukai media sosial seperti Instagram untuk berkomunikasi langsung dengan followers saya. Bagi saya fotografi adalah cara yang paling jitu untuk menstimulasi interaksi antara sebuah label dengan pasarnya.

 

(Chekka. Photo: courtesy of Paula Cademartori)