Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Pria di Balik Instrumen

Pria di Balik Instrumen
barr

Bukanlah sebuah kebetulan jika nama Barry Likumahuwa diperhitungkan sebagai seorang musisi jazz berbakat di Tanah Air yang banyak dibicarakan saat ini.

    “Satu-satunya hal yang saya tahu dan yang saya mau ya cuma main musik,” ungkap pria yang kerap di sapa Barry ketika ditanya tentang kemungkinan karier lain yang akan ia pilih selain menjadi seorang musisi. Konsistensi akhirnya melambungkan putra musisi Benny Likumahuwa ini, sebagai musisi jazz yang diperhitungkan. Di usia yang terbilang muda, prestasinya di jagat musik jazz mampu melepaskannya dari bayang-bayang nama besar sang ayah.

     Selain bermain bass, musisi yang mengidolakan Miles Davis dan John Coltrane ini juga piawai dalam menulis lagu. Ia memulainya saat usia belasan, bersamaan dengan proses belajar bermain gitar dan bass. Salah satu lagu populer yang pernah ia tulis adalah lagu Selalu Tersenyum di album Cinta Silver dari Glenn Fredly.

    Pertemuan dengan Glenn bisa diibaratkan sebagai pembuka jalan bagi karier pemuda kelahiran tahun 1983 ini. Dari situ Barry mulai terlibat beberapa proyek musik bersama Glenn, bahkan Glenn mendaulatnya sebagai arranger dan music director. Selepas itu barulah, Barry kembali menancapkan eksistensinya dengan mengomandani band beraliran jazz, Barry Likumahuwa Project.

    Apresiasi terhadap jazz sendiri di Indonesia menurut Barry sudah semakin baik. Jika dulu ia pernah dikucilkan dari pergaulan, karena saat anak-anak sebayanya tergila-gila dengan band pop semacam Oasis atau Blur, Barry justru berkutat dengan musik jazz yang saat itu dianggap sebagai musiknya orang tua dan terlalu berat bagi anak seusianya. Tapi kini sebaliknya, justru di Indonesia ada fenomena mendadak jazz, dimana orang-orang merasa bangga jika dianggap sebagai penggemar jazz. Baginya itu merupakan berkah tersendiri bagi musisi jazz. “Kita tidak harus memaksakan diri untuk suka genre musik tertentu. Bahkan kita seharusnya tidak perlu menamakan musik dengan genre tertentu,” ungkapnya.

    “Find your own sound. Be inovative dalam artian, jangan membuat sesuatu yang sudah dibuat oleh orang lain. Di jazz itu sangat mungkin untuk membuat sesuatu yang sangat berbeda. Walaupun berat, karena kita tidak  mengikuti arus, tapi pada akhirnya orang juga akan mengapresiasi,” ungkapnya menutup perbincangan sore itu. Artikel selengkapnya hanya di Harper's Bazaar Indonesia edisi April 2013.

More on Barry Likumahuwa:
- Salah satu bukti musik sudah mendarah daging di dalam tubuhnya, ia sudah mampu bersiul sejak masih balita.
- Mimpinya yang belum kesampaian adalah manggung bersama Iwan Fals.
- Untuk pra-ebta SD ia memainkan lagu Indra Lesmana–Bulan di Atas Asia dengan seruling. Tahun 2010 ia tampil live bersama Indra Lesmana memainkan lagu yang sama.
- Ia senang dengan dunia film. Sinematografi, alur cerita yang di-twist, dan film yang 'berat' adalah favoritnya.
- Ia selalu membawa buku jika sedang tur. Mulai dari buku religius, novel, sampai psikologi. Salah satu penulis favoritnya adalah Mitch Albom.
- Definisi liburan favoritnya: maraton DVD di rumah.

(Evan Praditya, Photo Credit: Evan Praditya)