Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Kenali Gejala Sick-Building Syndrome

Meskipun masih diperdebatkan eksistensinya, tak ada salahnya mengenali sejumlah gejala sick-building syndrome.

Kenali Gejala Sick-Building Syndrome

Menurut definisi National institutes of Health Amerika, Sick Building Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sebuah situasi saat penghuni sebuah gedung mengalami penyakit atau efek yang tidak nyaman, saat menghabiskan waktu yang lama di dalam sebuah gedung. Meski begitu, para pakar kesehatan masih belum mencapai kesepakatan apakah sick-building syndrome memang dapat digolongkan sebagai masalah medis.

Sebagian ahli kesehatan berpendapat, memang ada penyakit yang disebabkan oleh kondisi internal sebuah bangunan atau gedung. Sementara sebagian pakar menganggap bahwa sebenarnya tidak ada bukti klinis untuk itu. Bahkan ada kalangan yang menilainya sebagai masalah psikologis.

Semua kontroversi tersebut terpicu oleh fakta bahwa memang ada sejumlah orang yang mengalami gejala-gejala yang mereka yakini disebabkan oleh faktor-faktor yang terdapat di dalam gedung. Apakah misalnya, sistem sirkulasi udara dalam gedung tersebut sudah baik. Apakah aroma cat yang digunakan untuk interior memang aman jika terhirup manusia, apakah aspek kebersihan dan kesehatan gedung sudah terpenuhi, atau tanaman hias yang diletakkan di dalam gedung memang potensial sebagai faktor-faktor pemicu. 

Apa saja gejala penyakit ini? Ada sejumlah gejala yang secara umum biasa kita rasakan sehari-hari seperti sakit kepala, pusing, diare, batuk, serak, perut kembung, buang angin, rasa lelah, otot kaku atau kram, pilek, bersin, mimisan, gatal, ruam kulit, iritasi mata, radang tenggorokan, kaki/betis/tumit bengkak, sesak napas, dada sakit, kurang konsentrasi, mudah lupa, terganggunya suasana hati, serta meningkat atau menurunnya detak jantung.

Jika kita mengalami salah satu atau beberapa gejala tadi, mungkin cara sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan pengamatan waktu munculnya gejala-gejala tersebut. Apakah kita baik-baik saja saat akhir pekan dan lalu kembali mengalami gejala-gejala itu ketika kembali ke kantor?

Juga sebaiknya dievaluasi apakah gaya hidup dan pola makan kita selama ini sudah baik atau apakah kita memang memiliki alergi bawaan sebelum bekerja di tempat tersebut. 

Dampak negatif yang ditimbulkan penyakit ini antara lain dapat berupa terganggunya produktivitas kerja, pindah pekerjaan, pindah tempat kerja, pengecekan materi bangunan dan aliran udara bangunan yang menyeluruh dan pastinya akan memakan biaya tinggi, dan serangkaian tes kesehatan untuk memastikan diagnosa.


(Foto: Whyframe/Shutterstock.com)