Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Fakta Tentang Pewaris Takhta Kerajaan Inggris

Ternyata lebih dari sekadar gelar bergengsi.

Fakta Tentang Pewaris Takhta Kerajaan Inggris

Sebagai generasi selanjutnya untuk mewarisi mahkota kerajaan, ahli waris kerajaan berhak atas sejumlah hak istimewa. Namun, sampai baru-baru ini, mereka juga telah dibatasi oleh tradisi-tradisi lama yang telah membentuk kesuksesan dari kerajaan Inggris.

Sejak kehadiran dari ahli waris baru, yang sejauh ini adalah Pangeran Louis, tetapi juga ada Pangeran George dan Putri Charlotte, banyak dari tradisi-tradisi tersebut yang telah berubah, akan tetapi menjadi penerus takhta masih memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu.


Dengan pengumuman tentang penantian anak pertama dari Pangeran Harry dan Meghan, berikut adalah 7 hal yang mungkin belum Anda ketahui mengenai hidup sebagai seorang pewaris takhta.


1. Pewaris takhta tidak membutuhkan nama akhir



Semua anggota keluarga kerajaan dengan gelar “Yang Mulia Pangeran” atau “Yang Mulia Putri” tidak perlu menggunakan nama akhir. Sebelum tahun 1917, kerajaan Inggris menggunakan nama dari rumah atau keturunan darimana mereka berasal, namun setelah itu, Raja George V membuat perubahan drastis saat menggunakan Windsor sebagai nama akhir dari keluarganya.

Pada tahun 1960, Ratu Elizabeth II membuat perubahan lain saat ia memutuskan bahwa anaknya akan menggunakan Mountbatten-Windsor untuk mencerminkan nama Pangeran Philip. Kecuali jika Pangeran Charles memilih untuk mengubahnya saat ia naik takhta sebagai seorang raja, Pangeran Charles akan melanjutkan penggunaan nama House of Windsor dan para cucunya akan menggunakan nama akhir Mountbatten-Windsor.


2. Dulu tidak pernah terdengar bagi ahli waris kerajaan untuk pergi ke sekolah



Saat Pangeran Charletes terdaftar di sekolah preparatory Hill House di London, ia menjadi pewaris pertama yang tidak memiliki pengajar pribadi. Pangeran Charles dan Diana terus ‘melawan’ tren dengan mengirim Pangeran William dan Harry ke sekolah bergengsi Wetherby sebelum mereka melanjutkan pendidikan di Eton.

Saat Pangeran George memulai jenjang pendidikannya September lalu, ia akan masuk ke sekolah Thomas’s, sebuah sekolah dasar yang terletak di wilayah barat daya London, dan tidak memilih sekolah di rumah.


3. Pewaris takhta lelaki tidak lagi lebih diutamakan daripada saudara perempuan mereka



Pada tahun 2013, undang-undang yang berasal dari abad ke-17 telah diubah di bawah Succession to the Crown Act. Terobosan undang-undang ini menyatakan bahwa urutan penggantian saat ini ditentukan berdasarkan urutan kelahiran, bukan jenis kelamin.

Jadi, anak kedua dari Duke dan Duchess of Cambridge, Putri Charlotte, suatu hari nanti dapat memakai mahkota kerajaan sendiri, terutama jika saudara laki-lakinya, Pangeran George, tidak memiliki anak.

Charlotte akan tetap dalam posisi keempat menuju takhta kerajaan, di depan pamannya Pangeran Harry, yang akan berada ditempat keenam ketika Duke dan Duchess menyambut anak ketiga mereka. Hal ini terlepas dari apakah William atau Kate akan terus memiliki anak.


4. Para pewaris takhta harus mendapat persetujuan Sang Ratu untuk menikah



Pada tahun 1772, Raja George II meloloskan Undang-Undang Perkawinan Kerajaan, yang menyatakan bahwa keturunannya tidak dapat menikah tanpa persetujuan raja yang sedang berkuasa. Hukum ini telah membayangi bangsawan Inggris dalam kurun waktu terakhir, terutama ketika Raja Edward VIII harus melepaskan takhta untuk menikahi Wallis Simpson yang sudah bercerai.

Dan selain dari fakta bahwa Ratu Elizabeth tidak pernah secara resmi mencegah saudara perempuannya, Putri Margaret, menikahi Kapten Townsend, pernikahan mereka tidak pernah bisa terjadi. Untungnya, Succession to the Crown Act mengubah ini sehingga dengan takhta akan membutuhkan izin raja untuk menikah. Itulah yang dilakukan Pangeran Harry sebelum dia melamar Meghan Markle pada November tahun lalu.


5. Pangeran William menjadi calon raja pertama yang lahir di sebuah rumah sakit



Ia dan Pangeran Harry lahir di sebuah ruangan rahasia Lindo Wing dari rumah sakit St Mary di Paddington, London, yang di mana rumah sakit ini juga menjadi tempat Kate Middleton bersalin. Sang Ratu lahir di sebuah rumah kedua orang tuanya di Mayfair London dan Pangeran Charles lahir di Istana Buckingham.


6. Kehadiran seorang pewaris takhta adalah salah satu dari beberapa kesempatan khusus, yang ditandai dengan penembakan meriam dari tentara Inggris



Acara ini dapat dilakukan di Hyde Park, Green Park atau Tower of London, dan total dari tembakan meriam tersebut sebanyak 62 putaran yang akan ditembakkan selama 10 menit. Biasanya tembakan meriam ini langsung ditembakkan untuk setiap kelahiran dari pangeran atau putri, tidak peduli dimana posisi mereka berada dalam urutan kerajaan.

Belum lama ini, tembakan meriam dari kerajaan berlangsung beberapa minggu yang lalu, saat hari kelahiran Pangeran Louis.


7. Hampir tidak mungkin bagi pewaris takhta untuk meninggalkan hak mereka dalam garis penggantian



Namun, seperti yang dikatakan oleh Royal Central, Parlemen Inggris memang memiliki suara yang menggantikan raja di bawah prinsip sebagai ‘kekuasaan parlemen’.

“Oleh karena itu, bukan Ratu yang menentukan siapa yang menggantikannya tetapi Parlemen,” seperti yang dijelaskan oleh situs tersebut, meskipun hal ini pasti akan menimbulkan keraguan atas garis penggantian. Setelah memerintah, seorang raja dapat turun dari takhtanya, seperti yang dilakukan Raja Edward VIII pada tahun 1936.


(Penulis: Katie Frost; Artikel ini disandur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Meiske Fabiola H; Foto: Bazaar UK)