Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Langkah-langkah Deteksi Dini Kanker Payudara

Sebelum melakukan screening payudara Anda, kenali tahapannya demi meraih hasil yang lebih tepat.

Langkah-langkah Deteksi Dini Kanker Payudara

Pernahkah Anda merasa khawatir akan kondisi kesehatan payudara Anda? Mungkin Anda merasa ada benjolan pada payudara, namun mencoba untuk menghiraukannya karena tidak ingin tenggelam dalam kekhawatiran.

Atau sebenarnya Anda tidak memiliki keluhan apapun tapi ingin sekadar memeriksakan diri, namun lagi-lagi terhalang perasaan yang mungkin dialami oleh sebagian besar wanita yaitu rasa takut akan hasilnya.

Seiring dengan bulan Breast Cancer Awareness, Bazaar ingin menyakinkan Anda para wanita Indonesia untuk melakukan deteksi dini sebagai langkah pencegahan terbaik. Maka dari itu, bekali diri Anda dengan langkah-langkah screening yang tepat agar tujuan deteksi tercapai, seperti berikut ini:

1. Periksa Payudara Sendiri atau SADARI, merupakan langkah awal yang paling sederhana dan dapat dilakukan di rumah. Caranya adalah ketika sedang bercermin perhatikan apakah ada perubahan warna pada payudara Anda?

Apakah pori-porinya melebar? Atau apakah letak puting sama tinggi? Setelah itu Dr. Alfiah Amiruddin MD,MS, dari RS Mitra Keluarga Kemayoran menyarankan untuk melakukan ritual ini,

"Angkat tangan Anda, lalu kalau ada benjolan yang terletak di dekat otot dinding dada, biasanya akan terlihat dan ikut bergerak naik turun mengikuti gerakan tangan. Namun, jika tumor terlalu kecil, maka sulit terlihat, jadi jika Anda ragu lebih baik segera periksa ke dokter," ujarnya.

2. Ultrasonography atau USG, metode ini ditujukan bagi Anda yang berusia di bawah 40 tahun. Mengapa? Karena umumnya kontur payudara di usia tersebut masih padat, sehingga kalau ada benjolan kecil jadi sulit terdeteksi.

USG lebih disarankan karena cara ini mampu melihat adanya tumor berpotensi kanker meskipun letaknya jauh dari otot dinding dada. Selain itu, alat ini juga bisa membedakan spesifikasi benjolan apakah cair atau padat, dan dapat melihat ukurannya.

3. Magnetic Resonance Imaging atau MRI, apabila ditemukan adanya gejala tumor berpotensi kanker dari USG, dokter dapat memeriksa lebih detail lagi akan kemungkinan adanya tumor lebih dari satu dengan menggunakan alat ini. Artinya, MRI diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyebaran sel kanker selain area payudara. Mesin ini juga akan menentukan tindakan sang dokter selanjutnya terhadap pasien.

4. Mammogram, idealnya Anda harus berusia minimal 40 tahun dan memiliki sejarah keluarga dengan riwayat kanker payudara untuk dapat melakukan mamografi. Pada usia tersebut, biasanya kepadatan payudara sudah berkurang, sehingga mammogram bisa lebih mudah mendeteksi adanya gejala abnormal atau benjolan.

Tetapi sebaiknya lakukan pemeriksaan mamografi setelah menstruasi untuk menghindari rasa tidak nyaman, karena mammogram bekerja dengan cara menekan payudara, "Jangan melakukan mamografi satu minggu sebelum haid, karena saat itu payudara sedang dalam kondisi bengkak atau engorged akibat pengaruh hormonal, sehingga akan menimbulkan rasa sakit," jelas dr. Alfiah.

Untuk mengetahui informasi terkait langkah deteksi kanker payudara yang lebih lengkap, baca artikel Why Don't You: Scan Your Body di majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi Oktober 2017.

(Foto: Chris Bunjamin; Stylist: Gusti Aditya; Layout: Ifni Isauria)